Dan, dua sosok misterius di TKP ini diduga kuat sebagai "partikel" pembentuk dua DPO yang delapan tahun kemudian dianulir Polda Jabar.
Sebenarnya, angka "2" dalam kasus Vina Cirebon juga disebutkan oleh tukang ojek bernama Rana. Rana yang juga dihadirkan di persidangan ini mengaku saat dalam perjalanan dari Polres Sumber ke Pasar Kalitanjung ia melihat Eky dikeroyok di flyover Talun oleh dua remaja berkaos warna hitam.
Saat hadir sebagai saksi, Rana mengaku bila dua pengeroyok Eky bukanlah dua dari delapan terpidana.
Hanya saja kesaksian Rana saat diwawancarai Dedi Mulyadi ini tidak dapat dipercaya. Karena mustahil bagi Rana untuk dapat menyaksikan serangkaian adegan pengeroyokan yang dimulai dari bawah sampai atas flyover Talun.
Teorinya sederhana, waktu yang dimiliki Rana dibatasi oleh jarak pandang Rana ke titik pengeroyokan serta kecepatan laju motor yang dikendarainya.
Apalagi dalam kesempatan lainnya, Rana mengaku posisinya berseberangan jalur dengan posisi Eky dan dua pengeroyoknya. Pun kondisi flyover Talun yang menanjak tidak memungkinkan bagi Rana untuk melihat peristiwa pengeroyokan yang dimulai dari bawah flyover Talun.
Kesaksian Suroto jelas lebih berbobot ketimbang kesaksian Rana. Sebab, dalam kesaksiannya, Suroto mengungkapkan ada sejumlah saksi lain yang bersamanya ke TKP Vina. Saksi-saksi itu berasal dari Polsek Talun dan Polresta Cirebon.
2 Sosok Misterius dalam Kasus Vina Cirebon bukan Andi dan Dani
*2" dalam kasus Vina Cirebon pastinya bukan bilangan yang keluar dari hasil kocokan dadu. Karena, seperti yang ditulis Albert Einstein dalam suratnya kepada Caltech Paul Epstein, "Tuhan tidak bermain dadu."
Yang menarik dari dua DPO pada kasus ini bukan hanya pencoretannya, tetapi juga nama keduanya.