Posisi Dilo di sebelah kiri dan Arul duduk di sebelah kanan. Di layar pemirsa, Dilo duduk di sebelah kanan sedangkan Arul di sebelah kiri.
Di episode ke-121 tersebut, Dilo menampilkan salah satu figur yang namanya sedang dibicarakan dimana-mana. Arul Mahessa Putra, seorang koruptor yang namanya kini muncul di mana-mana, di media massa hingga dunia maya. Para netijen menguliti kehidupan Arul dan keluarganya dengan begitu kejamnya hingga ke lubang WC.
Entah bagaimana para netijen mengetahui harta Arul dan keluarganya baik berupa rumah, tanah, mobil-mobil fancy, koleksi jam tangan mahal, tas-tas branded super mevvah, perhiasan emas dan berlian, hingga koleksi saham dan deposito. Bahkan netijen juga tahu kalau Arul memiliki celengan gajah di ruang makan yang berisi ribuan lembar uang pecahan besar.
Para netijen merasa gusar, pasalnya Arul sehari-hari bekerja sebagai aparatur sipil negara alias ASN di sebuah kantor pemerintah di ibukota tetapi bergaya hidup mewah. Semuanya dimulai ketika anak bungsunya, seorang selebnet yang kerap memamerkan barang-barang mewahnya, terlibat dalam twitwar alias perang cuitan sengit dengan salah seorang pengikutnya.
Berawal dari saling sindir yag berkembang menjadi perang kata-kata, terjadi perang umpatan yang pada akhirnya berkembang liar dengan menyeret nama sang ayah. Saking gencarnya serangan netijen itu, sang anak yang merasa tertekan sampai menutup semua akun media sosialnya.
Karena media sosial sang anak telah ditutup, netijen pun mulai menyerang akun media sosial sang ibu atau istri Arul yang ternyata juga menjadi medium pamer koleksi barang-barang mahal. Foto-foto pelesir mewah keluarga Arul ke sejumlah negara juga ada di sana.
Tidak butuh waktu lama, akun media sosial Arul segera penuh dengan umpatan netijen. Bahkan salah satu akunnya berhasil diretas seseorang.
Dalam hitungan hari, isu itu pun semakin berkembang liar hingga akhirnya merembet ke sejumlah pejabat lainnya. Tentu saja hal itu membuat mereka menjadi gusar. Para netijen merasa geram dengan gaya hedonisme mereka yang ditengarai merupakan hasil korupsi.
Tidak tahan dengan serangan netijen yang bertubi-tubi, para pejabat yang kena mental menghapus semua unggahan yang rata-rata mengandung konten pamer harta benda. Mayoritas dari mereka memutuskan menutup seluruh akun media sosial mereka. Begitu pula dengan akun istri dan anak-anak mereka.
Bahkan ada beberapa pejabat yang mempertimbangkan untuk mengganti nomor ponselnya setelah menyadari bahwa nomor ponsel mereka dibagikan di dunia maya. Pantas saja ponsel mereka tak henti-hentinya berdering. Inbox SMS di ponsel mereka juga dipenuhi dengan umpatan dan sumpah serapah dengan kata-kata sekebun binatang.
Melihat fenomena tersebut, tim Dilo segera bergerak cepat mendatangi kantor beberapa pejabat yang menjadi sasaran para netijen itu. Mereka berniat mengundang para pejabat itu di acara siniar Dilo.