Budi dan Biyan memesan kamar double bed di lantai empat. Sedangkan Sara, Tias dan Katy masing-masing mendapatkan kamar single bed di lantai lima.
Sayangnya malam itu lift tamu sedang rusak, jadi mereka terpaksa harus naik tangga. Staf pemeliharaan gedung baru akan memperbaikinya pagi.
Â
Hotel itu belum menggunakan sistem access control. Jadi masih memakai anak kunci biasa untuk membuka dan mengunci pintu.
Sara mulai membersihkan diri. Ia menikmati hangatnya air dari pancuran kamar mandi. Bathroom amenities hotel cukup lengkap, sabun dan samponya yang beraroma lavender sangat disukai Sara.
Di tengah-tengah aktivitas mandinya, sayup-sayup Sara mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Ia mematikan keran pancuran dan mendengarkan dengan seksama. Tidak ada suara ketukan.
Sara menyalakan keran lagi lalu melanjutkan mandinya. Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan lagi. Suaranya agak tenggelam oleh suara percikan air.Â
Ia mematikan kerannya. Ya, betul pintu kamarnya diketuk seseorang.
Sara menghentikan aktivitas mandinya sejenak. Ia berpikir Tias atau Katy sedang membutuhkan sesuatu. Ia mengenakan handuk kimononya lalu keluar dari kamar mandi. Jam dinding di atas televisi menunjukkan pukul 02.25 pagi.
Sebelum membuka pintu, Sara mengintip lewat door viewer untuk melihat seseorang di balik pintu kamarnya.
Ternyata Katy. Sara segera membuka pintu kamarnya. Â
Tangan kanan dan kirinya membawa dua cangkir teh hangat. Hmmm... Aromanya sungguh menggoda.