"Iya, Nay tinggal di Tower F Unit 2505. Ini foto wajahnya," kata Mey sambil berpindah ke aplikasi dari aplikasi perpesanan ke galeri foto.
Sang resepsionis mengernyitkan dahinya seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali. Ia merasa tidak mengenal wajah yang ia lihat.
"Maaf, saya tidak mengenal Ibu Nay. Dari daftar penyewa juga tidak kami temukan namanya. Tapi saya harus menjelaskan bahwa Tower F di kompleks apartemen kami pernah terbakar sepuluh tahun lalu. Kami mengosongkan tower itu dan memindahkan semua penghuninya ke kompleks apartemen kami lainnya. Ada korban jiwa, seingat saya lima orang, semuanya meninggal dunia di rumah sakit," terang sang resepsionis.
"Tower itu juga kurang laku karena letaknya paling belakang, agak jauh dengan tower lainnya, dipisahkan dengan kolam renang dan area terbuka yang waktu itu adalah taman dan area parkir mobil. Sejak insiden itu, kami membangun pagar tembok tinggi. Sampai saat ini belum ada rencana untuk merenovasi Tower F. Saya dengar rencananya akan dirobohkan tapi belum tahu pasti," lanjut sang resepsionis.
Zey, Mey dan Vey terkulai lemas. Mereka duduk terdiam tanpa berkata-kata di sofa lobi apartemen selama beberapa waktu lamanya.
Sang resepsionis menunjukkan gedung Tower F dari teras lantai 10 Tower E, tower yang posisinya paling dekat dengan Tower F. Gedung itu tampak tak terurus, dikelilingi semak belukar di bagian bawah dan tanaman merambat di sejumlah tempat. Bagian dalamnya gelap.
Ketiganya saling berangkulan dengan mimik sedih. Tidak ada yang tahu dimana Nay kini berada.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H