Suku Nabatean membangun The Treasury sekitar abad pertama, dan para arkeolog percaya itu merupakan makam Raja Nabatean, Aretas IV (9 SM - 40 M). Masyarakat Nabatean menghias bagian depan makamnya itu dengan desain dan simbol penguburan. Semua terkait dengan akhirat dan kematian.
Pahatan dan ukiran cadas The Treasury sangat cermat dan jenius. Dua pahatan burung elang di atas bangunan dianggap sebagai simbol dewa laki-laki pemimpin Suku Nabatean, Dushara. Ada juga pahatan Dewi Mesir dan Dewi Nabatean Al-Uzza serta berbagai pahatan lainnya yang sudah kurang begitu jelas bentuknya.
Tempo doeloe, Petra pernah menjadi sentra perdagangan - sekaligus ibu kota Kerajaan Nabatean - yang menghubungkan jalur perdagangan China, India, dan negara-negara di selatan Arab, dengan Mesir, Suriah, Yunani, dan Roma.
Pada sekitar 100 Masehi, Petra dikuasai Roma dan berlangsung 300 tahun sampai periode Bizantium hingga kemudian Kaisar Roma mengalihkan fokusnya ke Konstantinopel.
Sejak itu Petra mulai terbengkalai. Tambah lagi, gempa sempat mengguncang dan membuat Petra sempat ‘terkubur’.
Pada 1812, penjelajah Swiss, Johann Ludwig Burckhardt mengajak pemandunya untuk mencari kota yang hilang, Petra. Ketika itu, Burckhardt sempat membuat catatan dan sketsa yang terbukti benar. Ia menulis, “Sangat mungkin jika puing reruntuhan di Wadi Musa (nama lembah di sekitar Petra) adalah Kota Kuno Petra”.
Sementara itu, pada 1839, David Roberts pernah membuat 14 lukisan sketsa. Oh ya, waktu di toko suvenir Amman Beach Resort, Laut Mati, saya membeli buku berjudul “Petra E La Terra Santa” (Petra dan Tanah Suci) - Litografi oleh David Roberts R.A dan teks oleh Fabio Bourbon”. Isinya, ya antara lain tentang sketsa Petra tempo doeloe itu.
Menurut saya, sketsa David Roberts itu membenarkan tulisan-tulisan tentang Petra yang bertebaran di internet. Bahwa, Petra sempat diguncang gempa, banyak karya pahatan agung runtuh, terlantar dan dibiarkan terlupakan. Hanya sejumlah masyarakat Arab Badui saja yang masih kadangkala melewatinya. Sketsa Roberts berhasil “mendokumentasikan” itu semua.