Semakin jauh berjalan pemandangan tambah menakjubkan. Eh, di tengah perjalanan ada dua orang berbusana ala prajurit Romawi lengkap dengan baju besi, helm perang, dan tombak panjangnya. Wisatawan bisa berfoto dengan keduanya. Tapi ya begitulah, sebaiknya sisihkan uang tip buat mereka.
Menikmati jalan kaki - diapit dua bukit - sambil mengagumi keindahan Petra, tak habis-habisnya saya berdecak kagum. Membayangkan bahwa doeloe kawasan ini merupakan kota sekaligus jalur perdagangan yang “hidup” dan ramai.
Rasa terpesona makin menjadi saat menyaksikan Bab Al-Siq - ada juga yang menyebutnya Obelisk Tomb atau Makam Obelisk. Ini sebuah bukit yang dipahat dengan bagian atas ada empat tugu dan dibawahnya ada sejumlah lubang goa.
Fungsinya, konon sebagai tempat pemakaman. Ya mirip-mirip pemakaman adat di Nusantara, tepatnya Tana Toraja. Wallahu a’lam.
Sesudah itu kita menyusuri celah diantara dua bukit. Membentuk lorong tapi jangan khawatir, enggak sempit kok. Celah atau lorong ini dinamakan Siq. Di sini hawanya cukup dingin, karena kelembabannya cukup lumayan dan posisi di tengah celah bukit menjadikan pengunjung terhalang terik matahari.
Saat menyusuri Siq, ada satu spot lokasi foto yang diarahkan tour guide kami, bahkan menambah kekaguman akan pahatan batu yang ada di Petra. Mulanya, kami diminta foto bareng di salah satu tebing.
Kemudian dilanjutkan dengan mengubah posisi foto dengan masih tetap di lokasi tebing yang sama. Ternyata, apa rahasia dibalik dua kali foto itu?