Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

"Paradoks Indonesia" ala Prabowo dan Kenyataan Pahitnya

18 September 2018   22:29 Diperbarui: 19 September 2018   20:01 6190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat saja Republika, yang semestinya punya pangsa pasar mayoritas umat muslim se-Indonesia dan terjamin menangguk untung, nyatanya justru bertambah semakin maju pesat di tangan dingin seorang Erick Thohir.

Begitu juga dengan media-media massa lainnya. Semua bisnisnya stabil bahkan cenderung semakin maju. Radio-radio milik Mahaka Media Grup, tidak saja yang sanggup bertahan melintasi zaman, tapi juga membuktikan betapa masih kokohnya industri radio dalam negeri.

Lalu, apa Erick bakal mempertaruhkan kredibilitas diri pribadi dan bisnisnya di media massa, hanya karena ia kini menjabat Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin? Hah, no way. Erick pasti tidak sepicik itu. Business is business, bagi Erick.

Jabatan Ketua TKN, dalam pandangan sosok muda milenial ini adalah semata koordinasi. Erick paham, ia bukan politisi, padahal di tubuh TKN banyak bertebaran politisi-politisi senior termasuk yang sudah kampiun. Makanya, kerja di TKN tak salah kalau ia anggap sebagai mengoordinasikan kampanye dari A sampai Z. So simple!

Lepas dari soal Erick Thohir yang punya banyak media massa, saat ini Prabowo, mungkin sedang kembali meruncingkan isu "Oligarki Media".

Pasalnya, Jokowi malah sudah mendapat dukungan lagi dari juragan media MNC Grup, Harry Tanoesoedibjo. Malah, seolah seperti meledek Prabowo, muncul kalimat 'serangan udara' ketika Joko Widodo dan Harry Tanoesoedibjo saling melontarkan pernyataan.

Kemampuan Partai Perindo dalam menguasai wilayah udara atau media tidak perlu diragukan lagi.

Sehingga, informasi-informasi yang disajikan media yang dipimpin Harry Tanoesoedibjo dapat tersampaikan ke masyarakat secara cepat. "Saya lihat dari sisi serangan udara, Partai Perindo itu saya kira sudah selesai," begitu urai Jokowi, Minggu (16/9) kemarin.

Pertanyaannya, apakah strategi Jokowi menggandeng para juragan media ini bakal makin meneguhkan kebenaran "Oligarki Media" seperti tudingan Prabowo?

Jangan keburu nafsu mendahului prasangka. Ingat lho, ada Komisi Penyiaran Indonesia. Ada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan rambu-rambu etik lain yang enggak akan sembarangan diterabas para juragan maupun pengelola media massa.

Lagipula, sosok seperti Erick Thohir misalnya. Pasti tidak akan gegabah menaruh barisan bisnis media massa miliknya seperti telur yang berada di ujung tanduk kerbau, hanya karena gara-gara ia menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi--Ma'ruf Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun