Adapun uang logam pecahan Rp 100 edisi tahun yang sama, ada foto pahlawan nasional Prof Dr Ir Herman Johannes. Beliau dikenal sebagai pendidik dan ilmuwan fisika juga kimia. Berkat keilmuannya ini, Herman pernah diberi tugas Letkol Soeharto yang waktu itu menjabat sebagai Komandan Resimen XXII TNI yang membawahi Yogyakarta, untuk memasang bom di jembatan kereta api Sungai Progo. Selain itu, Herman yang dianugerahi Pahlawan Nasional pada 2009 juga turut angkat senjata pada aksi Serangan Umum 1 Maret 1949.
Demi mengenang jasa mulia para pahlawannNasional tersebut, apa kita lantas tega membuang begitu saja, uang-uang logam tadi ke jalan raya? Rasanya sambil menutup muka karena malu, kita wajib mengatakan, "Tidak!"
Pihak minimarket jelas butuh uang koin aneka pecahan untuk berjaga-jaga bila harus melakukan pengembalian uang kepada pelanggan yang bertransaksi.
Selain itu, kalau kita masih ingat, pada medio Juli 2010 lalu pernah digalang kerja sama antara Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan, Perbankan, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan Perhimpunan Kasir se-Jabodetabek yang meluncurkan kampanye "Peduli Koin Nasional".
Tak hanya berhenti pada memberi saran, agar supaya uang-uang koin logam itu tidak dibuang sembarangan dan lebih baik ditukarkan ke kasir minimarket terdekat, saya tergerak untuk menanyakan langsung kepada petugas kasir di minimarket yang lokasinya jadi satu dengan area SPBU di Jalan Pajajaran, Pamulang, Tangsel.
"Mbak, apa boleh kalau saya punya uang koin logam di rumah yang recehan itu, ditukarkan dengan uang kertas nominal yang sama di sini?" tanya saya pada Rabu (10/12) sambil membeli camilan.
"Tukar recehannya di sini, boleh Pak," jawab Uri, kasir di minimarket ini sambil tersenyum.
Jawaban Uri tentu melegakan hati. Artinya, tidak ada alasan apapun bagi siapa pun untuk masih membuang-buang uang logam, entah di aspal panas jalan raya maupun di mana-mana. Bisa kok kita tukarkan uang logam itu ke kasir minimarket. Atau, ya tukar deh ke bank.
Oh ya, di depan mesin kasir minimarket, saya melihat ada satu piring transparan yang ukurannya tidak terlalu besar, tempat dimana Uri menyediakan banyak sekali uang koin logam. Tentu, ini digunakan sebagai pelengkap nominal uang kembalian untuk pelanggan. Termasuk saya, yang menyodorkan secarik uang Rp 50.000, dan sesudah digunakan untuk membayar belanjaan, tercantum bahwa uang kembalian yang harus saya terima adalah senilai Rp 26.400. Cekatan sekali jemari Uri mencari-cari dua uang logam senilai pecahan Rp 200, demi melunasi nomimal uang kembalian untuk saya. Jelasnya, tak ada istilah mengganti uang kembalian nominal uang kecil dengan permen dan sebagainya.