" Gim, loe jatuh cinta ma Siska ? loe tahu bagaimana perempuan-perempuan seperti dia ? menurut gua, dia hanya mencari cinta sesaat saja. Gim, loe harus percaya apa yang gua omongin, gua cukup lama di Jakarta dan berpengalaman," sela Dani ditengah kebingungan Gim.
" Gak, semua perempuan diskotik seperti dia, Dan," sahut Gim menyela.
" Kita buktikan saja, benar pa tidak yang gua omongin, nanti gua ajak loe ke diskotik waktu kita ketemu ma Siska, ok !" tantang Dani. Ternyata apa yang diomongin Dani benar-benar terjadi. Gim dan Dani memergoki Siska tengah berada dipelukan laki-laki lain, sangat mesra.
" Nah, loe percaya kan, kalo perempuan-perempuan seperti dia hanya mencari cinta sesaat. Dia mempunyai banyak cinta, dia hanya dipermainkan oleh perasaannya, dan dia hanya ingin berlari dari kenyataan hidupnya. Semoga loe dapetin cewek yang baik-baik dan wajar-wajar saja. Mengenai maksud loe ingin menginsafkannya, lupakan. Dia tak akan insaf oleh orang lain, barangkali oleh ibu bapaknyapun, ia belum tentu insyaf. Apalagi oleh eloe, biarkan dia insyaf dengan sendirinya."papar Dani panjang dan lugas.
Gim membenarkan pula setelah melihat apa yang dibuktikannya terjadi. Sejak itu, Gim tidak pernah menelponnya lagi, sebelum ia mencintai lebih dalam, ia ingin berkata  " Selamat tinggal Siska... Sayangi dirimu sendiri," begitulah Gumam Gim dalam hatinya.
ooooooooooooo
Ketika istirahat siang, Gim tengah asyik makan di sebuah tempat makan biasa. Selain murah harganya, tempatnyapun terlihat bersih. Gim asyik dengan suapan-suapannya. Suasana tidak terlalu rame, mungkin karena pegawai lain sudah makan duluan, atau makan di tempat lain sesuai seleranya.
"Hai, bapak !" tiba-tiba suara Rika mengagetkan Gim.
" Hai, lagi ! makan, yo !!" ajak Gim singkat.
" Bapak, ada kabar baik untuk bapak ! bapak lagi diperhatikan oleh cewek cantik," sahutnya membuat Gim bingung.
" Siapa ? tanya Gim singkat.