Mohon tunggu...
Ganjar Noor
Ganjar Noor Mohon Tunggu... -

Saya berprofesi sebagai penulis lagu & pemusik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Cinta Anak Domba di Jakarta

23 Juli 2018   23:43 Diperbarui: 25 Juli 2018   01:11 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gim, pesen apa ?" tanya Dani membuat Gim tersadar dari pikirannya.

"Samain aja," timpal Gim. Belum lama kemudian disela-sela obrolan mereka, tiba-tiba waiter membawakan sajian yang di pesan. Kini dihadapan Gim ada sebuah makanan sekerat daging agak besar beralas hot plate dan batu kerikil bulat-bulat. Ia bertanya dalam hatinya, makanan apa ini ? halal atau haram ? gumamnya. Tiba-tiba Dani mengejutkan lagi Gim yang masih bingung.

"Ayo, makan Gim !" pinta Dani disusul dengan senyum kedua wanita itu. Gim memakannya sambil belajar dan menyembunyikan ketidak tahuannya. Live Musik mulai dimainkan oleh para pemain band yang konon katanya berasal dari Filipina. Orang mulai memberikan tepuk tangan dan bergoyang-goyang. Asyik... kelihatan asyik.. Termasuk Dani dan kedua cewek yang menemaninya.

Salah seorang diantara mereka menarik tangan Gim untuk berdiri dan berjoget-joget mengikuti irama lagu, tapi Gim tak kuasa dan menolaknya sebab ia memang terasing dan belum terbiasa. Begitu asing pengalaman Gim bersama Dani malam ini, tapi beginilah kenyataannya yang terjadi. Makan di caf ditemani dua wanita cantik-cantik. Begitulah Dani dengan gaya hidupnya. Sesampai di kostan, Gim bertanya pada Dani tentang siapa wanita tersebut, dan apa makanan tadi yang dipesannya.

"Dasar norak, loe Gim ! itu namanya Gonzales Beef. Dan perempuan tadi temen kencan gua. Eloemah, gak agresif, dah dibawain malah dibiarin.. Biayanya cukup mahal tahu !!" papar Dani. Gim merasa tidak percaya diri untuk membuka obrolannya dengan wanita yang dikenalkan Dani. Gim lebih memilih diam dari pada bertingkah salah. Menjelang tidur, Gim masih memikirkan kejadian yang baru saja dialaminya, lantas Gim melangkah ke air untuk bergegas ngambil wudlu.

oooooooooooo

Setengah tahun kemudian, Gim masih merasakan keterasingannya di Jakarta. Ia sesungguhnya tidak betah dan ingin segera keluar dari tempat kerjanya, dan kembali ke kota Bandung yang melahirkannya. Tapi ia paksakan agar bisa bertahan lama dan berhasil hidup di Jakarta. Setiap waktu suntuknya, Ia hanya berjalan-jalan dipertokoan seputar block M, Pasar Minggu, Proyek Senen dan tempat tempat pariwisata seperti Ancol dan Ragunan. Kadang-kadang ia pulang ke Bandung menemui ibu dan keluarganya.

Satu malam Gimpun diajak oleh Dani, Narto, Dedi dan keli. Gim tidak diberi tahu kemana ia akan di bawa. Mereka hanya mengajak saja dengan perjanjian malam ini tidak ada yang diam di kostan. Semua harus pergi hiburan. Sebuah taxi membawa mereka ke arah jalan Mangga Besar. Tepat jam 11 malam, daerah itu masih rame oleh berbagai aktivitas.

Pedagang asongan, pengamen, peminta-minta hingga penjaja seks komersialpun terlihat begitu sibuk.  Mereka memasuki ruangan yang besar melebur diantara pengunjung-pengunjung lainnya. Gim merasa lebih terasing lagi memasuki suasana gedung yang hinggar binggar dengan musik yang memacu jantungnya. Ia baru tahu setelah ia membaca dari hall depan bahwa tempat yang dimasukinya itu adalah diskotik.

Gim makin heran setelah melihat kebanyakan orang di dalam berkaca mata hitam. Ia tidak habis pikir, kenapa seremang ini orang berkacamata hitam ? tapi ia menepiskan pertanyaan itu, ia memang norak, kampungan. Ia hanya tahu semua itu di televisi. Dani dan kawan-kawan sudah memilih salah satu table yang tidak jauh dari floor, sementara para pengunjung lain masih banyak yang berlalu lalang sambil bergoyang.

Gim berbeda dengan teman-temannya yang meminum berbagai minuman dari mulai bir, hingga minuman keras dan berkadar alkohol tinggi, Gim hanya meminum soft drink saja. Teman-temannya sudah turun ke floor, Gim malah diam di tablenya sendirian. Dipaksapun Gim tidak bisa, sebab dia benar-benar tidak pernah terbiasa. Rupannya seseorang memperhatikan Gim dari meja lain. Ia mendekat ke arah Gim dan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun