Empok Saidah, Mbak Jum dan mpok Mumun mulai sesenggukan.  Bang Toyib hanya mengangguk-anggukan kepala. Tidak sedikit yang bergumam  dan mengomentari jalan hidup Romlah yang tragis.
Pokoknya, warga Kampung Pinggir Kali yang lagi ngumpul,  semuanya berwajah sendu. Saking banyaknya orang, halaman rumah Pak Erte  seperti sedang memutar film layar tancep.
Empok Saidah yang masih sesenggukan langsung merangkul Neng Romlah.
"Sabar ya, Romlah..." bisik perempuan tersebut.
"Iya mbak...sabar, yah..." Empok Mumun ikut memberikan simpatinya.
Disaat mereka larut dalam kesedihan, Bang Toyib langsung berdiri dari duduknya, sambil berkata:
" Udah Romlah, nggak usah sedih. Abang mau kok jadi suaminya Romlah"
"Gue juga mau, kok..." Jupri nggak mau kalah.
"Gue juga..." Buluk ikut-ikutan nyahut.
"Saya..!"
"Saya juga..." Sahut beberapa pemuda yang ada disitu.