"Empok Romlah...apaan yg muncrat" Samber Bang Toyib dari balik gerobak basonya.
"Iya mpok...apaan, yaaak" Tanya buluk ngga mau kalah.
"Bang Buluk mau tau ajaaah, apa mau tau pake, bangeet..." Jawab Romlah dengan genit.
"Mau tau bangeet..." Jawab Buluk antusias.
"Kalo gitu bang Buluk kemari, deh..." Romlah melambaikan tangannya menyuruh Si Buluk untuk mendekat.
Dengan semangat 45 ala Perang Kemerdekaan dan semangat  46-nya Valentino Rossi. Pemuda pengangguran tersebut melesat mendekati  Romlah.
Setibanya Buluk dihadapannya. Romlah langsung menyambar  gayung yang berada di ember dan menyiramkan airnya ke wajah dan badan  Buluk beberapa kali. Sehingga pemuda tersebut jadi basah kuyup.
"Hihihi... itu namanya muncrat bang Buluk. Pegimana? Seger,  kan?" Romlah tertawa cekikikan diikuti oleh tawa penghuni kontrakkan  lainnya.
"Elu sih...tumben-tumben pake ikut antri segala. Padahal  kambing yang kaga mandi aja, dijual masih mahal harganya" Ledek bang  Toyib, girang.
"Lha...kambing lu kata, Toyib. Ini Buluk siapa yg mauuu...?  Dagingnya aja, pait! Hahaha..." celetuksalah satu penghuni kontrakkan  yang lagi ngantri.
Sambil ngedumel Buluk pergi menjauh dari tempat itu dan  memilih duduk di samping Pak Kusir yang sedang mengendarai Kuda,  Eh...Maksudnya duduk di sebelah Pak Erte yang asik mengelus-elus buntut  ayam jagonya.