Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Sebelum Janur Kuning Melambai

14 Agustus 2016   17:55 Diperbarui: 15 Agustus 2016   16:31 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dailymoslem.com

Gadis itu cuma menggeleng, dengan kepala yang tertunduk.

"Kenapa nggak ngomong aja, kalau emang nggak mau?"

"Midah takut durhaka, bang"

"Durhaka? Maksud kamu Si Malin Kundang?"

Untuk yang kedua kalinya, Hamidah menggelengkan kepalanya yang masih tertunduk.

"Sekali lagi kamu geleng-geleng, abang kasih hadiah payung!" candaku, bermaksud menghiburnya.

Gadis itu tertawa renyah, meskipun akau tahu hatinya gundah.

"Kalau Midah nggak nurutin perintah orang tua, entar Midah berdosa, Bang. Kata ustad, itu namanya durhaka." 

"Sayaang, itu namanya menyakiti perasaan kamu sendiri, kamu kan nggak cinta sama Bang Sanip."

"Lagian semua orang juga tahu, kalau Bang Sanip itu bandar narkoba."

"Iya bang, tapi Bang Sanip juga ngomong sama orang tua Midah. Sehabis nikah dia mau bertobat dan mengajak kami semua pergi haji ke Mekkah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun