Gadis itu cuma menggeleng, dengan kepala yang tertunduk.
"Kenapa nggak ngomong aja, kalau emang nggak mau?"
"Midah takut durhaka, bang"
"Durhaka? Maksud kamu Si Malin Kundang?"
Untuk yang kedua kalinya, Hamidah menggelengkan kepalanya yang masih tertunduk.
"Sekali lagi kamu geleng-geleng, abang kasih hadiah payung!" candaku, bermaksud menghiburnya.
Gadis itu tertawa renyah, meskipun akau tahu hatinya gundah.
"Kalau Midah nggak nurutin perintah orang tua, entar Midah berdosa, Bang. Kata ustad, itu namanya durhaka."Â
"Sayaang, itu namanya menyakiti perasaan kamu sendiri, kamu kan nggak cinta sama Bang Sanip."
"Lagian semua orang juga tahu, kalau Bang Sanip itu bandar narkoba."
"Iya bang, tapi Bang Sanip juga ngomong sama orang tua Midah. Sehabis nikah dia mau bertobat dan mengajak kami semua pergi haji ke Mekkah"