Tidak terasa hari sudah beranjak malam. Dimas lalu mengantar karin pulang. Sepanjang perjalanan, Karin melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Dimas. Pelukan hangat yang selalu diberikan cewek tersebut, saat Dimas memboncengnya naik motor.
Tapi di saat bersamaan, Dimas memilih asyik dengan pikirannya, serta mencari waktu yang tepat untuk menyatakan cintanya, serta meminta karin untuk menjadi pacarnya. karena sikap dan perhatian yang ditunjukkan Karin selama ini, sudah  lebih dari cukup.
Lamunan Dimas buyar saat mereka tiba di depan Kosannya karin. Cewek itu turun dari motor. Dipegangannya tangan Dimas, lalu mendaratkan bibirnya ke pipi Dimas.
"Makasih, ya..." Bisik karin lembut, lalu menghilang di balik pagar kosannya.
*****
"Udah siap, belum...?"Â Tanya Dimas pada arya.
"Beres, bro..." Jawab Arya sambil mengacungkan jempolnya.
Hari ini, Dimas telah mempersiapkan segalanya. Dengan di bantu oleh arya dan teman-teman sekelasnya, Dimas mempersiapkan momen untuk menyatakan cintanya, tepat di tengah lapangan basket sekolah. Mirip acara Reality Show yang tayang di sebuah TV Swasta.
Mila, Poppy dan Santi telah mempersiapkan Team cheerleader sekolah. Sebuah konfigurasi dalam bentuk hati pun di persiapkan untuk menambah romantis suasana.
Sebuah spanduk bertuliskan ; "KARIN, I LOVE YOU...!"Â Sudah terpentang lebar di pinggir lapangan basket.
Saat yang dinanti pun tiba. karin baru saja memasuki halaman sekolah ketika Arya memanggilnya dan langsung mengajak Karin ke tengah-tengah lapangan basket.