"Eh, Dimas, udah lama nunggunya...?" jawab karin plus senyumnya.
"Nggak lama kok, paling sepuluh menit" Jawab Dimas, sambil menunjukkan jam yang melingkar di pergelangannya.
"Emangnya udah boleh pulang sekarang, yah...?" Tanya cewek itu lagi.
"Udah boleh, kan guru-gurunya rapat sampai sore"
"Ooo..." Bibir Karin membentuk huruf 'O'.
Sepasang remaja itu pun, sudah terlihat menyusuri koridor sekolah dan langsung menuju parkiran. Sementara di kejauhan, Arya meringis sedih menyaksikan kemesraan Dimas dan Karin, sambil memeluk pohon akasia. "Nasib...Nasib..." Batin Arya, dalam hati. Hiks.....
*****
"Stop...stop...!"Â Karin menepuk-nepuk pundak Dimas, lalu turun dari boncengan motor. "Tunggu sebentar, yah..." Lanjutnya.
Dimas memperhatikan karin yang menyeberangi jalan dan langsung masuk ke dalam sebuah mobil mewah, yang parkir tidak jauh dari gerbang sekolah. Tidak lama berselang, Cewek itu terlihat keluar dari mobil dan langsung menghampiri Dimas. Tanpa banyak bicara, Karin mendaratkan duduk di belakang Dimas dan menyuruhnya untuk jalan.
Hari ini Dimas menikmati kebersamaannya dengan Karin. Jalan ke toko buku, makan di cafe, lalu kongkow seharian di taman kota. Hampir enam bulanDimas ngejalanin hubungan tanpa statusnya dengan Cewek tersebut, yang menjadi rebutan cowok-cowok di sekolah.
Karin memang cantik. Tubuhnya Tinggi semampai, kulitnya putih bersih, dengan bibir yang selalu nampak tersenyum, meski sedang kedapatan bengong. Beda banget jika dibandingkan dengan Bik Inah,pemilik kantin, yang kalau bengong, kelihatan giginya ompong. Hadeeew...