Sambil tersenyum penuh kemenangan, Dinda mengangguk. Tega, ya! Hihihi.....
Makanya Dimas tanpa ragu dan malu-malu, menyemprotkan minyak wangi ke seluruh badannya. Tak lupa ke dalam sepatunya juga, biar ngga bau kaos kaki, alasannya. Setelah wangi badannya udah mirip taman bunga, cowok itu pun ngacir ke sekolah. Ngeeeng...!
*****
"Busyet.., wangi amat, bro..."Â Arya yang sejak tadi duduk di sebelahnya, mendengus-dengus badan Dimas. Persis tikus apes, yang diburu dan disambitin anak-anak di saat jam istirahat.
Namanya kok tikus apes, ya? Iya lah, udah tahu jam istirahat, pake acara jelong-jelong segala. Coba jelong-jelongnya pas di jam pelajaran berlangsung, nggak bakalan diuber-uber dan disambitin, kan...
Dimas tidak menggubris rasa penasaran sohibnya, pandangannya terus menempel di gerbang sekolahnya. Sudah sejak tadi dia menunggu sosok karin, Bidadari Kelas IPA dua.
Setelah beberapa saat dan juga terlanjur sebel sama Arya, yang mulai kepoh. Nanya merek minyak wangi, lah.. Nanya belinya dimana, lah...Akhirnya, sosok yang ditunggu nongol juga.
Dimas langsung beranjak meninggalkan Arya, sementara Arya nggak sadar kalau yang diajak ngomong sudah tidak berada lagi di sebelahnya.
"Hai, karin..." Dimas langsung memanggil nama cewek itu.
Karin menghentikan langkah, sambil membalikkan badan...
(Pembaca yang baik hati, saat karin menghentikan langkah dan membalikkan badan, diilustrasikan semirip mungkin dengan adegan film 'Kuch Kuch Hota hai', saat Rahul memandang takjub Tina Maholtra, mahasiswi cantik yang baru tiba di kampusnya. Udah kebayang, kan...?)Â Hihihi.....Â