Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga adalah Musuh yang Terdekat?

26 Mei 2020   17:56 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:56 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tetangga oh tetangga (dok. Gana)

2. Jadi tetangga yang baik

Saya sudah pernah posting bahwa daerah kami masih ada tradisi titip kunci (serep) rumah. Jadi ketika bepergian jauh, ada yang bantuin siram bunga atau masukin paket/pos.

Memberikan bantuan juga biasa kami lakukan seperti meminjamkan alat-alat yang dibutuhkan tetangga bahkan sampai meminjamkan bahan makanan seperti tepung terigu, gula, beras atau bumbu. Kalau lupa, kecuali alat-alat dan mesin, nggak usah ditagih karena nilainya kecil. Paling banter 1 euro atau Rp 15.000-Rp 16.000 saja.

Kebaikan lain yang kami lakukan adalah tempat penitipan anak tetangga. Jika ada yang kerepotan, dengan senang hati kami mau dititipi anak-anak tetangga. Toh, kami juga punya anak. Bahkan tak jarang, mereka pada nginep di kamar sampai kemah di kebun rumah kami sampai beberapa hari.

3. Mengantar makanan

Jika kebanyakan masak, sisa makanan takut basi, sayang kan. Biasanya saya bagi ke tetangga kanan-kiri. Mereka akan menyambut dengan hangat rejeki yang saya bagi.

Makanan yang saya antar bisa bervariasi; bisa kek, kue sampai makanan besar.

Paling suka kalau mereka bilang,"Jika memakan masakanmu, aku akan mengingatmu" atau "Jika aku lewat rumahmu, aku ingat kamu pinter masak." Sebagai gantinya, contohnya seorang petani yang memiliki peternakan kelinci dan ayam memberi saya 10 butir telur ayam kate. Ih lucu, sudah lama nggak makan. Rejeki memang nggak lari ke mana. Rejeki anak manis.

4. Mengundang makan di rumah

Selain mengantar makanan, kami suka mengajak mereka makan di rumah kami dalam acara khusus seperti kelahiran, ulang tahun, tujuhbelasan, lebaran atau lain-lain. Alamat kalau sudah duduk, lupa berdiri karena akhirnya nggak mau pergi. Gayeng.

Nah, makanan Indonesia yang penuh rempah, menjadi daya tarik tersendiri. Maklum, dibandingkan dengan bumbu Jerman, bumbu kita tuh berasa sampai ke hati. Baunya saja waktu masak sudah ngundang-undang lewat udara, apalagi pas makannya. Nendaaaang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun