“Aku nggak tahu“
“Kamu bodoh“ Senyumku yang tadi mengembang segera mengempis. Aku kesal.
“Hati-hati dengan apa yang kamu katakan ...“
“Kamu jahat“ Ekspresiku makin galak. Segalak Sheila, anjing penjaga milik tetangga yang beratnya 40 kilo.
“Aku nggak tahu mengapa kamu menuduhku begitu. Aku selalu melakukan yang terbaik.“
“Siri ... aku benci Frank.“ Tiba-tiba aku menangis. Kuusap titik air mataku yang berjatuhan di layar telepon, dengan tisu.
“Aku mengerti perasaanmu.“
“Lalu aku harus jalan sama siapa? Pria mana yang mau sama aku?“ Aku panik. Mataku melotot.
“Sebentar, aku akan cari link di internet untukmu.“
“Hahahaha ... lucu, kamu lucu ... dasar bodoh.“ Tawaku menggelegar. Tampilkan gigi rapi yang sudah lama tak berkawat lagi.
“Lea, kamu tidak boleh bilang begitu. Kamu harus sopan.“