Mohon tunggu...
Genting Hartanto
Genting Hartanto Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMA Manba'ul Ulum Kota Tangerang

Jalan KH Kilin Batujaya Kec. Batuceper Kota Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Singkat Kegiatan Praktik Mengajar di SMA Manba'ul Ulum Kota Tangerang (PPG 2021)

29 Februari 2024   16:57 Diperbarui: 29 Februari 2024   17:07 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketercapaian tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat dilihat dari tingkat keberhasilan dan ketuntasan hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, setiap peserta didik pada jenjang pendidikannya harus mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah (Permendikbud No. 36 Tahun 2018). Oleh karena itu, setiap peserta didik disetiap jenjang pendidikannya harus mencapai KKM yang telah ditetapkan. KKM yang telah ditetapkan sekolah untuk kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang pada tahun pelajaran 2020/2021 adalah 70.

Berdasarkan data nilai guru matematika kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang, nilai ulangan harian (UH) matematika peserta didik kelas X MIPA SMA manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang yang terdiri dari 42 peserta didik tahun pelajaran 2020/2021 diketahui bahwa hanya 25 dari 42 peserta didik atau 59,52% yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara hasil belajar yang diharapkan dengan hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh Permendikbud No. 36 Tahun 2018 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA. Hendaknya kegiatan pembelajaran tidak didominasi oleh guru, melainkan lebih didominasi oleh peserta didik, sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Masalah yang sering timbul dalam pembelajaran adalah kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan masih banyak peserta didik yang tidak bisa mengerjakan soal karena kurangnya pemahaman konsep peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan sebelumnya. Dalam hal ini, guru berupaya dengan memberikan soal-soal latihan dalam bentuk tugas individu yang akan dinilai kepada peserta didik agar dapat melatih kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Guru juga memberikan tugas presentasi kelompok untuk membahas satu pokok materi yang didalamnya terdapat diskusi dan tanya jawab mengenai materi tersebut. Hal ini tidak hanya dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang akan dipresentasikan, tetapi juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap kelompok dan tugas yang diberikan kepadanya.

Peserta didik di kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang saat ditanya tentang belajar matematika, sebagian peserta didik mengatakan bahwa pelajaran matematika membosankan dan terlalu banyak rumus. Peserta didik kesulitan dalam mengingat kembali materi sebelumnya, karena lupa, tidak mengulang pelajaran, dan kurang paham dengan materi sebelumnya. Pada saat diberikan kesempatan bertanya, peserta didik takut untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami dan lebih memilih bertanya kepada teman yang lebih mengerti. Pada saat diberikan kesempatan untuk menuliskan jawabannya, peserta didik takut jawabannya salah dan merasa kesulitan jika diminta untuk mempresentasikannya. 

Berdasarkan uraian di atas, maka ditemukan dampak dari proses pembelajaran yang dialami peserta didik. Dampaknya adalah sebagian besar peserta didik kurang tertarik untuk mempelajari matematika dan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan terutama tentang keterkaitan antar konsep dalam matematika. Jika peserta didik tidak memahami dan menguasai materi tersebut, maka hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar matematika peserta didik. Dari dampak tersebut, maka ditemukan permasalahan pembelajaran matematika yang perlu diperbaiki di kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang. Permasalahan yang dimaksud adalah peserta didik tidak dikondisikan memperoleh kesempatan untuk dapat menemukan, membentuk, dan mengembangkan pengetahuannya sendiri, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi pasif. Peserta didik kurang memiliki kemampuan dalam mengomunikasikan ide atau gagasan yang dimilikinya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka ditemukan faktor utama penyebabnya, yaitu guru. Guru merupakan salah satu ujung tombak yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik sebagai objek dan subjek belajar, sehingga berkualitas dan tidaknya proses pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan dan perilaku guru dalam pengelolaan pembelajaran. Dengan kata lain, guru merupakan faktor penting yang dapat menentukan kualitas pembelajaran (Wina Sanjaya, 2011). Dengan demikian, perlu ada proses agar peserta didik tertarik untuk memahami dan menggali informasi tentang materi matematika secara mandiri dari arahan dan bimbingan guru, sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model discovery learning.

Menurut Bruner (dalam Budiningsih, 2005), cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses yang sampai pada suatu kesimpulan (discovery learning). Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Discovery learning dapat mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, serta mengubah pembelajaran dari yang berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada peserta didik. Dengan menerapkan discovery learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan, sehingga pengetahuan itu akan lebih lama diingat dan memungkinkan peningkatan hasil belajar peserta didik (Kemendikbud, 2013).

Discovery learning akan diterapkan pada materi yang berkaitan dengan konsep dan prinsip yang harus dibangun oleh peserta didik. Menurut Orton (dalam Yani Ramdani, 2013), peserta didik biasanya dapat menghitung secara benar dan berhasil untuk soal-soal yang berbentuk "tentukanlah" dan "hitunglah". Peserta didik akan mengalami kesulitan dalam membuat model matematika jika dihadapkan pada soal yang berupa aplikasi atau soal cerita. Berdasarkan uraian tersebut, maka guru akan melakukan pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang pada tahun pelajaran 2020/2021. 

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah pada guruan ini adalah "Apakah penerapan model discovery learning dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang tahun pelajaran 2020/2021?" Selaras dengan rumusan masalah maka pembelajaran ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X MIPA SMA Manba'ul Ulum Asshiddiqiyah Kota Tangerang tahun pelajaran 2020/2021 melalui penerapan model penerapan model discovery learning.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi   Jenis Kasus/Masalah    Pelaksanaan Pembelajaran

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun