Mohon tunggu...
Firmina Wenni
Firmina Wenni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Sang Pelukis Menemukan Bintangnya

24 Maret 2017   19:17 Diperbarui: 24 Maret 2017   19:19 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tidak bu, saya ikhlas,” tolakku.

Aku pun meninggalkan ibu itu dan pergi ke rumah sakit. Saat aku datang, ibu langsung memelukku.

“Nak, kita harus bersyukur dan mencari orang itu untuk berterimakasih padanya.”

“Siapa bu?” tanyaku dengan nada bingung.

“Ada seorang malaikat baik hati yang dikirim Tuhan untuk membantu kita. Dia telah membayar semua biaya rumah sakit adikmu.”

“HAA? Ibu tidak bercandakan?” tanyaku.

“Iya nak. Tadi suster bilang biaya pengobatan adik sudah terlunasi.”

“Syukurlah bu. Kiranya nanti jika aku bertemu dengan orang itu, aku akan sangat berterimakasih padanya.” Jawabku senang.

      Aku dan ibu duduk di sebelah adikku yang sedang terbaring lemah. Ibu terlihat lebih lega dari sebelumnya. Keheningan pun mulai terasa. Ibu tak seperti biasanya, ia diam. Ibu tak mengucapkan atau pun menanyakan apa pun padaku. Aku pun mencoba membuka pembicaraan.

“Bu, maafkan aku, harusnya aku bisa mendapat pekerjaan dan membantu biaya pengobatan adik serta biaya kuliahku…hiks…hikss…” kataku menyesal.

“Andai saja ayah masih ada di sini bersama kita. Kenapa ia pergi begitu cepat meninggalkan kita di sini yang sedang sangat kesusahan?” lanjutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun