Mohon tunggu...
Funy Febrianti
Funy Febrianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerpen "Umi Kalsum"

22 Januari 2018   21:26 Diperbarui: 22 Januari 2018   22:02 5955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi bagiku Umi tetap suci. Sebab betapapun ia telah berusaha mempertahankan kemerdekaan dirinya dari kekerasan orang tuanya

  • Umi kalsum : Protagonis, penyabar,baik,penurut
  • Kini aku tak bedanya seperti anak monyet yang dirantai dalam kandang.Aku tak boleh melihat laki-laki, O aku tersiksa siang malam. Aku Cuma berharapkan kesempatan yang akan datang.
  • Haji Busani : Antagonis, kejam, kikir, dan matre
  • -Bangsat!
  • -Tapi aku bilang, tak boleh kau dekati mereka, kau mengerti, anak lapar?
  •   -Haji Basuni bercita-cita agar anak gadisnya itu dilamar oleh orang-orang yang berharta saja. Dan anak-anaknya itu harus menurut apa katanya. Tak boleh membantah dan membela diri.
  • Zainab : antagonis, cemburu, egois
  • -Tapi dengan tak ku ketahui, dari belakang Zainab muncul dan datang hendak merebut surat itu. Betapa merah mukanya ketika melihat surat itu, ia tunduk.
  • -Perkenalanku dengan Umi diketahui oleh Zainab yang sejak mulanya sudah cemburu.
  • Ichwan : Protagonis, jahil, dan lucu
  • Ya, memang begitu bagus matanya, katanya
  • -Kau belum tidur, Wan? Tanyaku kaget.
  • -O, mata itu seperti pohon beringin, sambungnya lagi tak mengindahkan pertanyaanku.
  • -Kau tadi melihat aku?
  • -Ya, aku melihat senyuman itu, katanya mengejekku lagi.
  • -Kau cinta padanya, Wan? Tanyaku mulai cemburu
  • -Mungkin juga seperti kau.
  • -Dan kau melamar dia? Cemburuku makin kuat, tapi Ichwan cuma ketawa sinis, lalu menjawab:
  • -Aku tahu perasaanmu kawan.
  • -Perasaanku? Lantas, apa pendapatmu?
  • -Sayang, aku tak punya pendapat. Aku tahu aku anak Mak Mirah. Lebih dari itu, ndak, katanya kesal.
  • Latifah : Protagonis dan pemalu
  • -Latifah masih juga diam. Kepalanya tunduk seperti ikut merasakan perasaan kami. Memang ia gadis pemalu.
  • Mursid : Antagonis karena telah memperkosa Umi Kalsum
  • Hasanah dan Batifah(kakak Umi Kalsum) : Protagonis, baik
  • Teman-teman Umi kalsum dan tokoh Aku : Protagonis, baik.
  • Gaya Bahasa
  • Banyak sekali gaya bahasa yang ditemukan dalam cerpen Umi Kalsum ini seperti majas asosiasi (perumpamaan), majas metafora (perbandingan), majas hiperbola (pernyataan berlebihan), dan majas simbolik (menggunakan simbol dengan benda,binatang) . Berikut kutipannya :
  • Majas Asosiasi atau perumpamaan:
  • -Seperti bunga kacapiring (Umi berkulit putih dan sangat harum)
  • -suara Umi seperti musik merdunya
  • -Pada suatu malam sebelum fajar (pagi)
  • -mata itu seperti pohon beringin (teduh)
  • - Rambutnya hitam mengombak (bergelombang)
  • -Seperti lilin rasa hatikuajur di bakarnya
  • Majas Metafora:
  • - Murah tangan (gampang memukul)
  • -Mustika hidupku (sangat penting)
  • Majas Hiperbola :
  • -kalau memandang terasa sekali merampas dada.
  • Majas Simbolik :
  • -lintah darat (Orang yang meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi).

6.  Amanat

  • Janganlah menjadi Ayah  yang kejam terhadap anak, karena itu dapat membuat anak. menjadi anak yang penakut dan pendiam.
  • Jadilah Ayah yang baik dan penyayang untuk anak-anaknya.
  • Janganlah mengambil keputusan yang tidak disukai oleh Allah. Contohnya bunuh diri.
  • Kita harus saling menyayangi terhadap sesama dan saling memberi pertolongan tanpa mengharapkan sebuah imbalan.

7.Alur

Dalam cerpen Umi Kalsum ini menggunakan alur maju, karena peristiwa-peristiwa diutarakan mulai awal sampai akhir atau masa kini menuju masa datang.

8. Pencitraan

Dalam cerpen Umi Kalsum pembaca akan terbawa oleh suasana yang ada dalam cerpen tersebut, yaitu menegangkan dan menyedihkan. Ketika Haji Busani sering menyiksa anak-anaknya, hingga akhirnya anaknya pun tewas dengan cara bunuh diri.

Unsur Ekstrinsik dalam Cerpen Umi Kalsum Karya Djamil Suherman

  • Biografi pengarang
  • Djamil Suherman
  • Lahir 24 April 1924 di Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia 30 November 1985 di Bandung. Tamat SMA di kota kelahirannya (1950) dan melanjutkan ke AAN (Akademi Administrasi Negara) Bandung.
  • Pada umur 16 tahun  sudah menjadi buruh pabrik di Surabaya, umur 23 tahun menjadi sersan Mayor I TNI Brigade 3 Divisi VI Kediri. Pernah menjadi guru agama islam dan merangkap guru sekolah dasar di Surabaya (1950). Pernah bekerja di PN Postel (PTT),mengasuh lembaran kesusatraan kanak-kanak di Minggu Ria, Palembang dan bekerja di PN Postel Bandung.
  • Suherman menulis puisi,ceritapendek,dan novel. Pernah juga giat di lapangan drama dan radio. Tulisannya tersebar di beberapa surat kabar dan majalah: Sastra Horison, Budaya, Kisah, Indonesia "Gelanggang" dalam siasat, Mimbar Indonesia. Merdek, Seriosa, Pena Drama, Langkah Baru dan Tifa.Dia pernah menjadi redaktur kebudayaan di Mingguan Keluarga, Palembang.
  • Bukunya yang sudah terbit : Muara (1958), Umi Kalsum (1963), dan perjalanan ke Akherat (1963). Sebuah cerita pendeknya ada dalam antologi Angkatan 66 (1968) susunan H.B. Jassin
  • Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen Umi Kalsum, yaitu :
  • Nilai agama :
  • Dalam cerpen ini banyak terkandung nilai agama, karena dalam cerpen menceritakan tentang kehidupan yang ada dalam pesantren. Berikut kutipan cerpen Umi Kalsum :

-ketika Umi Kalsum dan yang lainnya mengaji dan qosidahan.

-Oleh pengaruh agama dan adat kami yang kuat,jarang terjadi perhubungan antara laki-laki dan perempuan,dikampungku, kalau di antaranya bukan keluarga sendiri atau yang sudah dekat dan di ketahui oleh orang tua masing-masing,seperti halku dengan Zainab.

  • Nilai Sosial
  • Dalam cerpen Umi Kalsum bahwa ada nilai sosial yang terkandung didalamnya yaitu mereka merasa kasihana atau iba kepada Haji Basuni. Walaupun Haji Basuni sudah melakukan kesalahan tetapi tidak menghukumnya karena mereka tahu hukuman yang diperbuat oleh manusia akan dibalas oleh Allah Swt bukan oleh sesama. Berikut kutipan yang terkandung dalam cerpen Umi Kalsum:
  • - Haji Basuni semestinya dikasihani. Karena setidaknya ia akan dihadapkan pada bayangan ketakutan, selama hidupnya.

3.Nilai Budaya

Dalam cerpen Umi Kalsum nilai budaya ini sangat melekat pada kehidupan mereka, seperti dalam kedekatan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya. Terlihat dalam kutipan cerpen sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun