-Latifah, malamini kita berkenalan, kataku mesra. Dia ketawa kecil tapi tak terdengar suaranya.Kemudian Umi berkata lagi seperti mengolok.
-Zainab tak datang mengaji malam ini,katanya
-Dia sakit? Tanyaku menutupi.
-Kau kan lebih tahu, bukan?
-Umi, kau jangan mengejek.
-Tapi ia kekasihmu, toh?
-Bukan, ia seperti juga kau. Teman. Hanya ia lebih akrab, ia kerap kali datang ke rumahku.
-Bukan aku yang jadi kau. Umi mengerling lagi dengan manisnya.
-Dan kalau kau?
-Aku lamar dia.
-Kau cemburu, Umi?.Ia diam. Bulan di langit mengawang di kepala kami. Malam berangkat larut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!