Menurut Pradopo (2005:79) mengemukakan bahwa citraan adalah gambaran yang berfungsi untuk membuat lebih hidup gambaran yang ada didalam pikiran. Menurut Aminuddin (2010:29) citraan adalah susunan kata- kata yang membuat makna abstrak menjadi konkret dan tepat. Dapat disimpulkan bahwa pengimajian atau pencitraan adalah kata-kata atau susunan kata yang dapat mengekspresikan alat panca indera, misalnya pendengaran, perasa, dan penglihatan. Pengimajian dapat memberi efek kepada pembaca seolah-olah mendengar, melihat, dan merasakan seperti yang dialami penulis. Pengimajian dibagi menjadi tiga yaitu pengimajian penglihatan (visual), pengimajian pendengaran (auditif), dan pengimajian taktil. Pada puisi Hujan Bulan Juni pada bait pertama baris ke 4 mengandung pengimajian penglihatan.
d) Kata Konkret
Kata konkret adalah suatu bentuk kata yang dapat ditangkap oleh indera manusia untuk menghasilkan suatu citra. Kata-kata yang digunakan biasanya bersifat kiasan (imajinatif). Menurut Siswanto (2008: 119) mengemukakan bahwa kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap oleh alat indra. Kata pohon dalam puisi Hujan Bulan Juni mewakili sesuatu yang dirindukan. Kata bunga mewakili perempuan. Kata hujan mewakili manusia.
e) Majas
Menurut Winarni (2014:52), majas adalah cara atau gaya tertentu yang digunakan penyair untuk menciptakan kesan tertentu, daya bayang dan nilai keindahan. Majas dapat dibatasi untuk mengekspresikan ide melalui bahasa dengan cara yang unik menunjukkan kepribadian penulis (Keraf, 2005:113). Waluyo (1991:84) mengemukakan bahwa jenis majas meliputi: metafora, perbandingan, personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan ironi. Pada puisi Hujan Bulan Juni terdapat majas personifikasi pada bait kedua baris ke 3 dan 4. Pada baris tersebut seakan-akan hujan bulan juni dapat melakukan pekerjaan seperti manusia yaitu menghapus jejak-jejak.
f) Verifikasi
Verifikasi dibagi menjadi 3 elemen yaitu metrum, ritma, dan rima. Menurut Siswanto (2008: 122) mengemukakan bahwa rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik diawal maupun diakhir puisi. Menurut Siswanto (2008: 123) metrum dan ritma adalah tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lemahnya bunyi. Dapat disimpulkan bahwa rima adalah pengulangan bunyi-bunyi dalam sebuah puisi sedangkan metrum dan ritma adalah nada-nada pada puisi yang diserasikan dengan suasana. Pada puisi Hujan Bulan Juni didominasi dengan vokal a-i-u yang membawa pembaca pada suasana sendu namun menyiratkan ketegaran.
D. PuisiÂ
Hujan Bulan JuniÂ
Karya : Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah