Mohon tunggu...
fruttime
fruttime Mohon Tunggu... Administrasi - admin

Belum bisa menulis tapi suka menulis. Tulisan bagaikan bayangan yang mengikuti , mengenang dan memberi ruh pada tiap senyuman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksperimen Penjara Stanford

15 Oktober 2024   09:50 Diperbarui: 15 Oktober 2024   15:57 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peserta lain juga melaporkan mengubah perilaku mereka dengan cara yang dirancang untuk "membantu" percobaan.  Bukti menunjukkan bahwa para pelaku eksperimen mendorong perilaku para penjaga dan berperan dalam mendorong tindakan kasar para penjaga.

Pada tahun 2019, jurnal American Psychologist menerbitkan sebuah artikel yang membantah eksperimen terkenal tersebut. Artikel tersebut merinci kurangnya manfaat ilmiah dari penelitian tersebut dan menyimpulkan bahwa Eksperimen Penjara Stanford adalah "sebuah penelitian yang sangat cacat yang seharusnya segera dihentikan."

Dalam pernyataan yang diunggah di situs web resmi percobaan tersebut, Zimbardo menegaskan bahwa kritik-kritik ini tidak melemahkan kesimpulan utama penelitian tersebut---bahwa kekuatan situasional dapat mengubah tindakan individu baik secara positif maupun negatif.

Eksperimen Penjara Stanford terkenal baik di dalam maupun di luar bidang psikologi . Meskipun penelitian tersebut telah lama dikritik karena berbagai alasan, kritik yang lebih baru terhadap prosedur penelitian tersebut menyoroti kekurangan ilmiah dalam eksperimen tersebut.

https://www.verywellmind.com/the-stanford-prison-experiment-2794995

______________________________________________

Bagaimana Lingkungan Membentuk Perilaku Manusia?

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan menjadi faktor penting yang menentukan apakah seseorang berperilaku baik atau buruk. “Seorang manusia terdiri dari kumpulan sifat baik dan buruk. Kita adalah makhluk yang bergantung pada situasi. Jika lingkungan di sekeliling kita baik, maka kita cenderung berbuat baik. Demikian pula sebaliknya,” ujar Zimbardo.

Kini, riset-riset yang dilakukan oleh Zimbardo lebih berfokus untuk menjawab pertanyaan mengapa orang-orang dapat bertindak heroik kepada sesamanya. Sepanjang kariernya sebagai peneliti, Zimbardo telah menyaksikan bahwa sebagian orang dapat menentang kejahatan dan menjadi pahlawan bagi orang-orang di sekelilingnya.

Dari penemuan ini, Zimbardo menganggap bahwa sebenarnya manusia berpotensi untuk menjadi pahlawan, tetapi terkadang menunggu momen tertentu untuk melakukan aksi heroik. Faktor terpenting yang memicu seseorang untuk menjadi pahlawan adalah stimulasi imajinasi heroik, yaitu kapasitas untuk membayangkan situasi yang mengancam secara fisik dan sosial, lalu berjuang untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari situasi ini dengan mepertimbangkan apa yang mungkin dilakukan beserta konsekuensinya. Orang-orang dengan imajinasi heroik yang kuat cenderung lebih siap bertindak ketika sebuah momen yang memerlukan kepahlawanannya muncul.

Untuk menyebarkan nilai-nilai heroisme ini secara lebih luas, saat ini Zimbardo mengembangkan Heroic Imagination Project, yaitu sebuah organisasi non-profit yang mengedukasi orang-orang untuk menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun