2. Sebagai Jalan Keluar Dari Penderitaan Hidup
   Pengelaman sakit, kehilangan oarang yang dicintai, pengelaman ditindas, diabaikan atau diasingkan merupakan beberapa hal yang seringkali mendatangkan penderitaan. Semua situasi dalam pengelaman hidup tersebut membawa manusia pada pemahaman akan penderitaan hidupnya. Dengan itu manusia diharapkan mampu mengintegrasikan dan mendamaikan pelbagai pengelaman hidup demi tercapainya kedamaian.
   Seringkali yang menjadi penyebab dari penderitaan adalah kesepian. Orang yang mengalami kesepian sebenarnya mengalami penderitaan secara kejiwaan. Kesepian yang mendalam dalam diri seseorang disebabkan oleh keterpisahannya dari orang lain secara khusus dengan orang-orang yang dikasihinya, misalnya keluarga atau sahabat. Kesepian seringkali membuat orang menjadi pribadi yang tidak semangat dan juga selalu diliputi perasaan sedih. Perpaduan pelbagai situasi batin yang kurang menentu kemudian membawa seseorang pada penyakit depresi.
   Selain kesepian sakit yang berkepanjangan juga bisa menjadi penyebab orang melakukan bunuh diri. Penyakit yang dialami dilihat sebagai siksaan hidup yang kemudian membuat orang merasa dirinya kurang mampu dan kemudian membuat seseorang juga kehilangan harapan dan menjadi kecewa. Artinya bahwa berbagai macam persoalan hidup akan dilihat sebagai sesuatu yang sulit dan tidak memiliki jalan keluar. Kehidupan memang akan terasa sulit ketika tidak memiliki tujuan dan harapan untuk mencita-citakan sesuatu dalam diri. Sehingga seringkali penderitaan dijadikan sebagai alasan bagi seorang melakukan bunuh diri. Padahal penderitaan mestinya dipandang sebagai jalan menuju kepada keutamaan diri dengan berjuang sebagai suatu kewajiban dalam memaknai hidup.
3. Putus Cinta
Jatuh cinta menjadi pengelaman yang tak terelakan bagi manusia. Namun seringkali pengelaman jatuh cinta ini membawa banyak  pengaruh dalam kehidupan seorang individu baik itu pengaruh positif maupun negatif. Secara positif tentunya akan membawa individu itu sendiri pada kebahagiaan. Hal ini berlaku bagi seorang individu yang dalam artian ini sukses dalam hubungan asmara atau berelasi cinta dengan pasangannya. Namun menjadi hal yang tak terelakan juga bahwa terdapat sebagaian individu yang mengalami kegagalan dalam relasi cintanya. Kegagalan tersebut membawa seorang pada situasi stres, tidak percaya diri, dan selalu diliputi perasaan sedih bahkan sampai berujung pada keinganan untuk melakukan pencobaan bunuh diri.
   Bunuh diri menjadi salah satu jalan pada saat individu mengalami putus cinta, terutama kaum remaja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Komnas Perlindungan Anak (KPAI), sekitar 80% korban bunuh diri di Indonesia adalah remaja. Putus cinta menjadi faktor penyebab bunuh diri di kalangan remaja yang paling tertinggi, selanjutnya disusul oleh masalah ekonomi, lalu keharmonisan keluarga  dan permasalahan di lingkungan sekolah.
   Pemahaman yang keliru tentang cinta dapat mengakibatkan seorang individu terjebak dalam pikiran dan perasaannya. Misalnya menurunnya tingkat kepercayaan diri, diliputi perasaan sedih, stres dan akhirnya depresi. Ketidaksanggupan kaum individu dalam menghadapi dan menanggapi situasi tentang persoalan asmara inilah yang dapat membawa seorang pada ide untuk melakukan bunuh diri. Di sini bunuh diri dijadikan sebagai pelaraian atas kegagalannya dalam menjalani kisah cintanya.
Upaya Pencegahan  Fenomena Bunuh Diri Â
1 . Upaya Pencegahan Bunuh  Diri oleh Diri Sendiri
   Diri sendiri juga menjadi pencegah bunuh diri. Dalam artian ini bahwa seorang individu di dalam dirinya memiliki kemampuan dan kapasitas akal budinya dapat membantu dirinya sendiri dalam meminimalisir fenomena bunuh diri. Hal-hal yang dapat dilakukan diantaranya yakni; Pertama, tanamkan semangat hidup. Seorang individu pada tataran pemahaman ini diharapkan dengan tegas dan pasti berdasarkan kemampuan akal budinya untuk  menolak tindakan bunuh diri.