Mohon tunggu...
Freya
Freya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

suka menulis cerita silat, misteri dan horror

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lembur

13 September 2024   18:02 Diperbarui: 13 September 2024   18:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Deemm...,"listrik mati.

"Sial...listrik mati, kapan selesainya pekerjaanku, dokumen yang harus diproses masih banyak, mana kerja sendirian lagi," maki Rakuti dengan kesal sambil membanting bolpoinnya di meja.

Dihidupkannya lampu senter dari HP sekedar menerangi lingkungan di sekitarnya agar tidak terlalu gelap, kemudian menghirup kopinya untuk mengusir hawa dingin yang tiba-tiba menerpa masuk ke dalam ruangannya sembari menunggu listrik menyala kembali.

Tak lama kemudian terdengar suara diesel kantor berbunyi, rupanya Pak Munir telah menghidupkan diesel agar server komputer dan mesin ATM di halaman kantor tetap hidup.

Listrik kembali menyala, merasa kedinginan karena diluar udara hujan, Rakuti mematikan AC.  Lega hati Rakuti setelah listrik menyala kembali karena dia dapat segera menyelesaikan pekerjaannya.   Namun tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita.  Entah kapan dia masuk ke ruangan itu karena sedari tadi Rakuti tidak mendengar langkah kaki orang menapaki tangga masuk ke ruangannya yang terletak di lantai 1. Dia belum pernah melihat wanita itu di kantor selama ini, bisa jadi karena masih baru dia belum seluruhnya mengenal pegawai di situ.

Penampilan wanita itu jadul seperti dandanan di tahun 90 an. Rambut model shagy, bercelana jeans dengan atasan T Shirt yang dilapisi rompi. Sebuah kalung choker warna hitam dengan hiasan bandul mutiara menghias lehernya yang jenjang.  Dandanannya bergaya gothic dengan lipstick matte warna maroon gelap, wanita itu dengan ramah menyapa Rakuti

"Hai, maaf aku terlambat, oh ya kita belum berkenalan, namaku Mentari, aku akan membantumu mengecek dokumen-dokumen ini," katanya dengan suara renyah dan ramah kemudian menghampiri Rakuti dan menyalaminya. Dingin sekali tangan Mentari, ah tapi kan di luar hujan, udara di luar pastilah dingin. Wajar saja jika tangannya ikut dingin, pikir Rakuti.

"Aku Rakuti pegawai baru di kantor ini. Kamu juga disuruh Pak Adi membantu menyelesaikan dokumen-dokumen ini ya?" tanya Rakuti.

Wanita itu hanya tersenyum ramah dan menganggukan kepala penuh arti, lalu mengambil beberapa map dokumen di atas meja dan membawanya ke meja kerja kosong di seberang Rakuti kemudian mulai sibuk bekerja. Merasa penasaran dengan Mentari yang belum pernah dilihatnya di kantor selama ini dia kembali bertanya

"Kamu dari cabang mana?"

"Aku kerja di sini?"jawab Mentari sambil memeriksa dokumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun