Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Akuntan - Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gejala Awal Diabetes yang Perlu Diwaspadai

6 Desember 2024   08:28 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Pengukur Gula Darah.Pixabay.com/stevepb

Diabetes tipe 2 semakin menjadi masalah kesehatan yang mengkhawatirkan di dunia, termasuk di Indonesia. Data dari World Health Organization (WHO) dan International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes terus meningkat pesat. Menurut IDF, pada tahun 2021, ada lebih dari 537 juta orang dewasa yang hidup dengan diabetes di seluruh dunia, dan angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045. Angka ini mencerminkan pentingnya kesadaran akan gejala awal diabetes, yang sayangnya sering kali terabaikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas gejala-gejala awal diabetes yang perlu kamu waspadai, serta mengapa deteksi dini sangat penting dalam mencegah komplikasi yang lebih serius.

Apa Itu Diabetes?

Diabetes adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh dalam mengelola kadar gula darah (glukosa). Pada tubuh yang sehat, insulin hormon yang diproduksi oleh pankreas bekerja untuk mengubah glukosa menjadi energi yang bisa digunakan oleh sel-sel tubuh. Namun, pada penderita diabetes, produksi atau penggunaan insulin terganggu, yang menyebabkan glukosa menumpuk dalam darah. Ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan jangka panjang, seperti kerusakan pada organ vital (jantung, ginjal, mata), serta gangguan saraf dan sistem kekebalan tubuh.

Ada dua jenis utama diabetes yang umum dikenal, yaitu:

  • Diabetes Tipe 1: Kondisi autoimun yang terjadi ketika tubuh menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan remaja.

  • Diabetes Tipe 2: Merupakan jenis diabetes yang lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama yang berusia di atas 45 tahun, meskipun sekarang juga sering ditemukan pada orang yang lebih muda karena faktor gaya hidup. Diabetes tipe 2 dapat berkembang karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif (resistensi insulin) atau pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin.

Gejala Awal Diabetes

Diabetes tipe 2 sering berkembang secara perlahan, dengan gejala yang tidak selalu terlihat pada tahap awal. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes hingga kondisinya sudah cukup parah. Oleh karena itu, mengenali gejala awal sangat penting agar kamu bisa melakukan langkah pencegahan atau pengobatan lebih dini. Berikut adalah beberapa gejala awal diabetes yang harus kamu waspadai:

1. Sering Haus dan Banyak Minum (Polidipsia)

Pernahkah kamu merasa sangat haus meskipun sudah cukup minum? Salah satu gejala awal diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, atau yang disebut dengan polidipsia. Kondisi ini terjadi karena ginjal berusaha mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, yang menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi. Untuk mengimbangi cairan yang hilang, tubuh kemudian akan merangsang kamu untuk minum lebih banyak. Jika kamu merasa haus terus-menerus, bahkan setelah meminum air dalam jumlah banyak, sebaiknya kamu tidak mengabaikannya.

2. Sering Buang Air Kecil (Polyuria)

Selain rasa haus yang berlebihan, penderita diabetes juga sering mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, atau yang dikenal dengan polyuria. Ini disebabkan oleh ginjal yang berusaha membuang kelebihan gula melalui urine. Kelebihan gula dalam darah mengarah pada peningkatan volume urine yang dihasilkan, sehingga kamu menjadi lebih sering buang air kecil, bahkan di malam hari. Jika kamu merasa terbangun tengah malam untuk ke toilet lebih dari dua kali dalam semalam, ini bisa menjadi tanda bahwa tubuhmu mengalami masalah dengan pengaturan gula darah.

3. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dijelaskan

Pernahkah kamu tiba-tiba menurunkan berat badan tanpa alasan yang jelas? Ini bisa jadi tanda bahwa tubuhmu tidak dapat mengolah gula dengan efektif. Akibatnya, tubuh akan mulai membakar lemak dan otot untuk mendapatkan energi, yang menyebabkan penurunan berat badan meskipun kamu tidak mengubah pola makan atau tingkat aktivitas fisik. Jika kamu mengalami penurunan berat badan yang drastis, sebaiknya segera periksa kadar gula darahmu.

4. Rasa Lelah yang Berlebihan

Rasa lelah yang luar biasa adalah gejala umum yang sering dialami oleh penderita diabetes. Meskipun sudah tidur cukup lama, kamu tetap merasa lemas dan tidak bertenaga. Hal ini terjadi karena tubuh kesulitan untuk mengolah gula darah menjadi energi yang dibutuhkan sel-sel tubuh. Kondisi ini akan membuatmu merasa lebih cepat lelah, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan sekalipun. Jika kamu merasa mudah lelah tanpa alasan yang jelas, bisa jadi tubuhmu mengalami gangguan metabolisme gula.

5. Penglihatan Kabur atau Gangguan Penglihatan

Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah kecil di mata, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Salah satu gejala awal diabetes yang perlu diwaspadai adalah penglihatan kabur atau pandangan yang terhalang. Pada beberapa kasus, diabetes dapat menyebabkan pembengkakan pada lensa mata, yang berakibat pada gangguan penglihatan. Jika kamu merasa penglihatanmu menjadi kabur tanpa sebab yang jelas, jangan anggap remeh, karena ini bisa menjadi tanda awal diabetes.

6. Luka yang Sulit Sembuh

Diabetes dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka. Salah satu gejala yang sering muncul adalah luka atau goresan kecil yang membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Hal ini disebabkan oleh penurunan sirkulasi darah yang terjadi pada penderita diabetes, serta terganggunya sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Jika kamu memiliki luka atau borok yang tidak kunjung sembuh, segeralah periksakan diri ke dokter.

7. Sering Terjadi Infeksi Kulit

Penderita diabetes juga rentan terhadap infeksi kulit, seperti bisul, jamur, atau gatal-gatal yang tak kunjung sembuh. Kadar gula darah yang tinggi dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, menyebabkan kulit menjadi lebih rentan terhadap penyakit kulit. Jika kamu sering mengalami infeksi kulit yang sulit sembuh, ini bisa jadi tanda bahwa kadar gula darahmu tidak terkendali.

8. Kaki Mati Rasa atau Kesemutan

Kerusakan saraf akibat diabetes, atau yang dikenal dengan neuropati diabetik, dapat menyebabkan sensasi mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada tangan dan kaki. Pada beberapa kasus, gejala ini bisa berkembang menjadi gangguan saraf yang lebih serius, yang dapat memengaruhi keseimbangan dan kemampuan motorik. Jika kamu merasakan sensasi kesemutan atau mati rasa pada kaki atau tangan, segeralah lakukan pemeriksaan gula darah.

Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?

Diabetes adalah penyakit yang bisa dikelola dengan baik jika terdeteksi lebih dini. Pengelolaan yang tepat bisa mencegah komplikasi serius, seperti kerusakan ginjal, gangguan penglihatan, penyakit jantung, hingga amputasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala awal diabetes dan segera melakukan pemeriksaan medis. Semakin cepat diabetes dideteksi, semakin besar peluang untuk mengontrolnya melalui perubahan gaya hidup, pola makan sehat, dan obat-obatan yang sesuai.

Faktor Risiko Diabetes yang Perlu Diketahui

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kamu terkena diabetes tipe 2 antara lain:

  • Usia di atas 45 tahun: Semakin tua usia, semakin tinggi risiko terkena diabetes.

  • Obesitas: Kelebihan berat badan, terutama yang terkumpul di perut, meningkatkan risiko resistensi insulin.

  • Riwayat keluarga dengan diabetes: Jika ada anggota keluarga yang menderita diabetes, risiko kamu juga meningkat.

  • Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedentari meningkatkan risiko diabetes karena tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin.

  • Poliandrogenik (Diabetes Gestasional): Wanita yang pernah mengidap diabetes saat hamil berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Apa yang Harus Dilakukan?

Jika kamu merasa memiliki gejala-gejala tersebut atau memiliki faktor risiko diabetes, segera lakukan pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan rutin, seperti tes gula darah puasa, tes toleransi glukosa, atau pemeriksaan hemoglobin A1c, dapat membantu mendeteksi diabetes atau kondisi pradiabetes. Selain itu, perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes.

Kesimpulan

Diabetes adalah penyakit yang tidak dapat dianggap remeh. Meskipun gejala awalnya seringkali tersembunyi, deteksi dini dapat mengurangi risiko komplikasi serius di masa depan. Menyadari tanda-tanda awal diabetes dan segera mengambil langkah pencegahan atau pengobatan sangatlah penting. Dengan pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat, kamu bisa mencegah atau mengelola diabetes dengan baik. Jangan tunggu sampai gejala semakin parah segera lakukan tes gula darah dan konsultasi dengan dokter untuk langkah lebih lanjut.

Referensi:

Referensi ini memberikan statistik global tentang prevalensi diabetes dan memaparkan tren global yang sangat berguna untuk memahami sejauh mana masalah diabetes berkembang, serta pentingnya kesadaran akan deteksi dini.

  • Wahyuni, D., & Purwanto, A. (2019). "Hubungan Gaya Hidup dengan Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia". Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 14(1), 39-45. https://doi.org/10.21109/jkmn.v14i1.1182

Artikel ini membahas hubungan antara gaya hidup dan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2 di Indonesia, yang menjadi salah satu faktor penting dalam perkembangan penyakit ini.

Artikel ini memberikan wawasan tentang gejala awal diabetes tipe 2 dan pentingnya penanganan dini dalam mencegah komplikasi yang lebih serius.

  • Sukandar, M., & Handayani, T. (2020). "Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Masyarakat Urban". Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 6(2), 78-84. https://doi.org/10.24332/jkmi.v6i2.186

Artikel ini membahas berbagai faktor risiko yang memengaruhi perkembangan diabetes tipe 2 pada masyarakat urban di Indonesia, dengan fokus pada pola makan, aktivitas fisik, dan faktor genetik.

Jurnal ini mengulas tentang bagaimana diabetes tipe 2 berdampak pada kualitas hidup penderita di Indonesia, yang menggarisbawahi pentingnya penanganan dini dan pemantauan kondisi diabetes.

Artikel ini memberikan penjelasan tentang neuropati diabetik, salah satu komplikasi serius dari diabetes yang sering kali tidak terdeteksi sejak dini, padahal dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun