"Selam  Mona tatl ve dede Kemal, Naslsnz ...? (Hai Mona manis dan Kakek Kemal, apa kabar kalian semua...?)" sapa Boma yang akhirnya menyambangi mereka dan keluardari persembunyiannya. Kedua orang itu pun terkejut dan menoleh dengan Mona lebih terdepan untuk meresponnya.
"Aahh... abi Boma...?! (Aahhh... kakak Boma...?!)" seru Mona girang sambil berlarian menyambut langkah Boma yang kemudian menggendong kedua bagian ketiak Mona dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke angkasa. Sementara Kakek Kemal dengan gaya samtainya menyambut Boma di kejauhan sambil melambaikan tangannya sambil tersenyum kemudian mengganggukkan kepalanya.
"Aih Mona...bu Sen kilo alma... (Aih Mona... tambah berat saja kamu ini...)" ujar Boma sambil mencubit gemas pipi Mona yang mulai gembul. Mona tertawa riang sambil membalas dengan memain-mainkan pipi Boma.
"Abi Boma uralarda uzun zaman ...? Â (Kakak Boma sudah lama di sini...?)" tanya Mona sambil tersenyum meringis menampilkan gigi jagungnya yang imut. Sementara Boma memindahkan letak gendongan Mona ke sisi sebaliknya.
"Yeni olarak, bir iki defa Ben tahmin etmek hibir ey insanlar sonra vurmak eletiri kap. Aniden durmak abi arkan dn...ancak duymak ses Mona barmak, evet... arama abi nereye Mona gizlemek... (Baru saja, saya kira tidak ada orang setelah mengetuk pintu beberapa kali. Hampir saja kakak langsung pulang... tapi dengar suara Mona teriak-teriak, ya... kakak cari nih di mana si Mona ngumpetnya....)" ujar Boma kembali menjawili pipi Mona dengan tangan yang satunya.
"Eh Abi, Ben gizlemek deil... yeni olarak Ben ile dede Kemal  iinde bahe arma sebzeler ve meyveler...  (Eh kakak...aku tidak ngumpet... aku baru saja memetik sayur-mayur dan buah-buahan di kebun bersama kakek Kemal...)" ujar Mona membela diri sambil memalu-malu pundak Boma dengan kepalan tangannya. Ia kemudian menunjukkan pada Boma hasil jerih payahnya di keranjang.
"Gzelce, Sen gerekten harika... zira nerede Sen abla, neden kadn katlmak deil ...? Â (Wah, kamu benar-benar hebat... lalu mana kakakmu, kenapa dia tidak ikut..?)" tanya Boma sambil tersenyum memuji Mona sambil menelisik sosok yang tidak hadir di hadapannya.
"Ne kadn  henz rahatsz...? (Apa dia masih sakit...?)" tanya Boma kembali dengan perasaan was-was.
Boma merasa sedikit lega begitu Mona menggelengkan kepalanya. Mona memberitahunya bahwa Narenciye dalam kondisi baik dan kini sedang bepergian ke pasar. Hari libur sekolah dimanfaatkan oleh mereka untuk menyelesaikan hasil panen yang masih tersisa. Mona pun kemudian mengajak Boma untuk bergabung dengan Kakek Kemal yang sudah mulai menepi ke sebuah pohon rindang di sudut halaman sambil membawa keranjang bagiannya.
Mona kemudian menawarkan minum dan makan pada Boma yang berusaha menolaknya. Tapi Mona terus memaksanya sambil beralasan bahwa ia dan Kakek Kemal pun belum turun minum selama berada di kebun, jadi ia ingin mengajak Boma untuk bergabung dan beristirahat bersama mereka. Ditambah lagi Mona meronta-ronta minta diturunkan dari gendongan Boma yang akhirnya melepaskannya perlahan-lahan. Begitu lepas dari dekapan Boma, gadis kecil itu pun langsung melesat berlarian menuju dapur rumahnya. Sementara Boma terus melangkahkan kakinya mendekati Kakel Kemal sambil menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum melihat kepergian Mona yang kemudian menghilang di balik pintu.
"Naslsnz dede...? (Bagaimana kabar kakek...?)" ulang Boma sambil mengulurkan tangannya setelah saling berhadapan dengan Kakek Kemal.