Aku dengan penjelasan dan beserta kejujuran dari hati, aku menjawab si ibu dosen.
"Memang sih bu, kalau saya liat memang rasanya hampir ndak mungkin kalau lonely di kampus besar ini. Banyak kegiatan, banyak unit kegiatan fakultas juga, dan pasti banyak orang yang butuh. Saya udah coba itu lumayan banyak bu, tapi kok kalau saya interaksi cuman beberapa yang bener bisa nyantol omongannya bu. Disini di kelas susah bu saya. Ada juga dari fakultas lain bu yang jadi temen saya, tapi jarang banget ketemunya. Jadi ya begini ini bu"
"Mau gimana lagi, kamu harus coba terus, kamu hidup ya di kelas, kalo ndak susah nanti, harus dicoba terus. Ini sebenarnya saya ndak mau ini ngoreksi kayak gini ini. harusnya ini sudah kerjaan minggu lalu tapi malah tertunda sampai sekarang."
"iya bu, memang harusnya tidap minggu progress"
"Ya itu kamu tau sendiri. Saya sebenarnya menuntut mahasiswa saya untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri. Yang tadi saya teriakin itu, yang saya bilang 'kamu bayar berapa saya disini, emang saya guru les privat?' kayak gini kan kayak les privat konsultasi satu-satu."
Lalu kami berbicara mengenai hal teknis laporan, dengan sedikit pembicaraan off the record dariku.
"Bu, ibu kok galak sih bu orangnya?"
Â
======== ***** ========
Â
Aku nggak tau, tapi hari ini dosen dengan reputasi algojo maut bagi para mahasiswa level skripsi menolongku dengan ramah bagaikan anaknya sendiri. Aku, seorang mahasiswa yang sering datang telat dan udah 3 kali membolos masih mau diterima olehnya. Hari ini, aku baru saja bertemu dengan orang berhati emas, yang masih mau menolong orang lain tanpa memikirkan image-nya untuk menolong orang yang dijauhi orang lain.