Mohon tunggu...
Flower Shop
Flower Shop Mohon Tunggu... -

Mari bicara mengenai kamu. Semua tentangmu, cintamu, sedihmu, bahagiamu, tawamu, dengan teman dan orang-orang dekatmu. Aku mencintaimu, bagai semarak warna dan harum wangi di sebuah toko bunga seberang taman. Akan kubelikanmu setangkai, simpanlah sebagai pembatas buku kesayanganmu, sehingga tiap kali kau lanjut membaca, kau ingat kan bunga ini. Siapa aku? Akan kuberitahu nanti, tidak sekarang, tapi aku janji.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wasiat "My Way"

16 November 2015   13:39 Diperbarui: 16 November 2015   14:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Jaaamm setengah 7an bu..." jawabku ragu.

Selagi dibaca, aku sedikit melihat ruangan yang baru dua kali aku masuki ini. Di belakang kursi ibu ini, ada tabung oksigen, ada lipatan kursi roda - kalau aku gak salah lihat tadi - ada stok galon air mineral, teh celup, dispenser, dan kasur dimana si ibu mungkin sering berbaring kalau sedang lelah.

"Opo iki judule? * Tulis dulu ini judulnya!" * ("Apa ini judulnya?")

"Iya bu" lalu aku menulis judulnya. Selagi aku menulis judul itu, si ibu bertanya.

"Kamu itu, di kelas punya temen deket ndak?"

Pertanyaan apa ini? Pikirku agak heran.

"Saya punya bu, satu"

"Rajin ndak orangnya?"

"Ndak terlalu sih bu..." jawabku pelan.

"Pantesan ini bab 2, kamu itu cari temen ya yang rajin harusnya!!"

"Iya bu..." aku berpikir, temanku ini tidak produktif bukan karena malas sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun