6. Kemampuan mengendalikan emosional
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Menurut pendapat Sianturi dan Hamid (2021), “penggunaan kata kinerja sendiri pun terkadang disamaartikan dengan prestasi kerja, efektivitas kerja, hasil kerja, pencapaian tujuan dan produktivitas kerja”.
Kinerja adalah hasil dari suatu proses atau tingkat keberhasilan secara keseluruhan selama satu jangka waktu dalam menyelesaikannya tugasnya, yang dilakukan baik secara kualitas maupun kuantitas (Ramadhani dan Kamilah, 2021). Oleh karena itu, kinerja biasanya diukur dari perspektif hasil, yaitu seberapa baik seseorang melakukan tugasnya.
Menurut Simanjuntak, (2005:1) dalam Massora (2019) kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja semua individu yang bekerja di dalamnya. Dengan kata lain, upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan kinerja karyawan secara keseluruhan.
Menurut Nabawi (2019), kinerja pegawai didefinisikan sebagai hasil pekerjaan yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang yang dibebankan kepadanya untuk mencapai target kerja yang telah ditetapkan. Konsep kinerja lainnya juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2000:66) dalam Suwarto (2020), yang ditugaskan kepadanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditetapkan dan mencapai target kerja yang telah ditentukan.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya untuk mencapai target kerja. Kinerja karyawan dapat diukur dari sudut pandang hasil, yaitu seberapa baik seseorang melaksanakan tugasnya. Kinerja pegawai juga merupakan akumulasi kinerja semua orang yang bekerja dalam organisasi.
Penilaian kinerja karyawan merupakan elemen penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di suatu organisasi. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja memberikan berbagai manfaat positif bagi individu karyawan maupun organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan pendapat Mangkunegara (2005:13-14) yang dikutip dalam Suwarto (2020), terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pencapaian kinerja karyawan, yaitu:
1. Faktor Kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pemimpin dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang mampu untuk posisinya dan terampil dalam mengerjakan tugas sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
2. Faktor Motivasi (Motivation)