Tempat dan syarat perjanjian dibuat untuk kebaikan, seyogyanya harus disebutkan dengan jelas
Dari segi tujuan dan objek akad
Disebutkan secara jelas tujuan dari dibuatnya akad tersebut, misalnya jual beli, sewa-menyewa, bagi hasil dan seterusnya yang telah dijelaskan oleh ajaran Islam.
Sekalipun diberikan kebebasan dalam menentukan objek akad, namun jangan sampai menentukan suatu objek yang dilarang oleh ketentuan hukum Islam atau urfr(kebiasaan/kepatutan) yang sejalan dengan ajaran Islam\
Dengan kata lain, objek akad harus halal dan thayyib.
Adanya Kesepakatan dalam hal yang berkaitan
Waktu perjanjian; baik bermula atau berakhirnya perjanjian, jangka waktu angsuran dan berakhirnya harus diketahui dan disepakati sejak awal akad oleh bank dan nasabah. Tidak boleh berubah ditengah atau ujung perjalanan pelaksanaan kesepakatan, kecuali hal itu disepakati oleh kedua belah pihak.
Jumlah dana, Â dana yang dibutuhkan, nisbahatau margin yang disepakati, biaya-biaya yang diperlukan dalam hal-hal emergencyyang memerlukan biaya-biaya lain.
Mekanisme kerja; disepakati sejauh mana kebolehan melakukan operasional pengawasan dan penilaian terhadap suatu usaha (khususnya pembiayaan mudharabahdan musyarakah).
Jaminan; bagaimana kedudukan jaminan, seberapa besar jumlah dan kegunaan jaminan tersebut serta hal-hal lain yang berkaitan dengannya.
Penyelesaian; bila terjadi penyelesaian atau tidak adanya kesesuaian antara 2 (dua) belah pihak. Bagaimana cara penyelesaian yang disepakati, tahapan-tahapan apa yang harus dilalui seterusnya.