"Terima kasih, karena kau datang."
 Hening.
"Linar..."
"Kau sudah selesai?"
"Linar..."
"Pernahkah kau benar-benar mencintaiku?"
"Aku memang mencintaimu."
"Saat melihat gerimis, apakah kau juga mengenangku?"
"Gerimis selalu mengingatkanku kepadamu."
Linar menunduk, menatap secangkir gerimis dalam genggamannya. "Tidak sia-sia aku mengumpulkan tetes-tetes gerimis ini untukmu. Terimalah ini," ucap Linar sambil menyodorkan cangkir berisi gerimis kepada Lingkar, "simpanlah baik-baik, agar kau selalu ingat bahwa seorang gadis bernama Linar pernah begitu tabah menanti kedatanganmu."
"Linar... apa maksudmu? Maaf, aku tak bisa menerimanya," tolak Lingkar tegas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!