“Juga cantik.”
“Wah… kau sangat beruntung.”
“O ya, nama Kakak siapa?”
“Kakak? Umurku masih 7 tahun.”
Bocah perempuan yang memegang payung warna-warni nampak keheranan. “Umurku juga 7 tahun. Tapi... umur kita nggak mungkin sama,” bantah bocah itu ragu.
“Umurku memang segitu. Kalau nggak percaya, ayo kita ke rumahku.”
“Tapi, aku harus pulang.” Bocah perempuan yang memegang payung warna-warni membandingkan tinggi mereka berdua dengan tangan kanannya. “Di sekolahku, nggak ada anak-anak umur 7 tahun yang setinggi kakak.”
Cora memegang puncak kepalanya lalu meraba sekujur tubuhnya. Ia memekik kecil saat menyentuh dadanya sendiri. “Mengapa tubuhku jadi begini?” Suaranya bergetar.
“Jangan menangis,” bujuk teman barunya. “Rumahmu di mana? Ayo, kuantar pulang.”
“Pulang?”
“Ya, pulang.”