Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Prasangka

10 April 2019   10:18 Diperbarui: 10 April 2019   10:34 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                  ****

          Upacara pemakaman sudah siap. Semua penduduk menghadiri dengan hikmat. Di wajah mereka tergambar penyesalan dan kesedihan yang dalam. Istri Ustad Adi duduk mendampigi jenasah. Setelah sambutan dari Kepala Desa dilanjutkan dengan sambutan dari Zulaiha..

         " Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh. Alhamdulillah atas karunia Allah yang dilimpahkan kepada kita berupa iman, islam , dan sehat wal afiat. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapat syafaat di yaumil akhir nanti. Aamiin.

Bapak Ibu yang saya hormati hari ini saya akan menyampaikan wasiat dari almarhum suami saya, agar saya mengklarifikasi  permasalahan yang telah menimbulkan salah faham. Terus terang kami merasa bingung ketika mendapat luapan amarah dari warga dan menuduh Mas Adi sebagai pemabuk dan penzina. Namun alhamdulillah, tadi malam Bapak Kyai Ma'sum sudah menjelaskan secara rinci kepada saya.

          Sebelumnya Saya menyampaikan permohonan maaf Mas Adi yang telah mengambil metode da'wah yang terbilang unik dan tidak lumrah. Menurut beliau memang tidak mudah berda'wah di tempat ini, karena  sudah pernah dicoba dengan cara biasa namun mendapat pertentangan dari masyarakat. Saya beberapa kali sudah mengingatkan, saya takut  cara berda'wah dengan cara ini menimbulkan salah paham. Namun selalu dijawab, insha Allah bila kita memiliki niat baik Allah ridho.

          Bapak Ibu yang saya hormati. Mohon maaf, fakta yang ada di masyarakat kita saat ini banyaknya pemabuk dan maraknya prostitusi. Mas Adi berusaha mengingatkan dengan lisan melalui ceramah dan ajakan secara personal namun selama ini belum berhasil bahkan kami justru dikucilkan. Maka satu bulan ini setiap malam Mas Adi memborong minuman keras dari toko-toko itu tidak diminum, namun kami telah sediakan lobang untuk membuang dan menghancurkan botolnya. Harapannya dengan berkurangnya minuman yang terjual, maka akan mengurangi beredarnya minuman keras, diharapkan pula dapat mengurangi pemabok di desa ini.

          Masalah yang kedua Mas Adi dituduh sebagai penzina. Kami maklum karena setiap malam beliau membawa kupu-kupu malam pulang ke rumah. Namun sebenarnya Mas Adi tidak menyentuh sama sekali.Karena para pelacur itu diajak ke rumah untuk disadarkan. Hal ini merupakan tugas saya untuk memberikan pencerahan dan mengajak mereka untuk kembali ke jalan yang benar. Kami memberikan modal dan pekerjaan agar mereka bisa terlepas dari permasalahan, karena alasan mereka terjerumus rata-rata karena kesulitan ekonomi. Seharusnya ini tidak akan menjadi masalah, apabila semua transparan.

         Namun semua sudah terjadi, dan kami yakin ini jalan yang terbaik perjalanan kami untuk bertemu dengan Allah. Insha Allah apa yang  terjadi akan ada hikmahnya. Mas Adi juga berpesan bahwa kami sudah memaafkan semuanya, semoga akan ada perubahan positif di masyarakat.

Saya hari ini sangat berbahagia karena Mas Adi berpulang dengan penuh kebahagiaan, bahkan beliau berjanji akan menunggu saya di surga. Mohon doanya semoga husnul khotimah. Saya sebagai istri diberikan amanah semua harta ini semuanya untuk kemaslahatan umat. Oleh karena itu dalam forum ini saya amanahkan , apabila sesuatu terjadi kepada saya semuanya saya serahkan kepada umat. Sebagai penanggung jawab saya mohon Bapak Kyai Ma'sum berkenan menerima amanah.Terima kasih, Wassalamu alaikum warah matullahi wabarakatuh."

         Semua hadirin terisak , di wajah mereka terlukis penyesalan mendalam. Mereka serempak menjawab, " Wassalamu alaikum warahmatullahi wabara katuh." Bersamaan dengan berakhirnya jawaban salam terlihat Zulaiha limbung. Beberapa ibu yang di sampingnya berhasil menangkap tubuhnya.Pertolongan pertama langsung diberikan. beberapa saat Zulaiha sadar. Wajahnya pucat, namun senyum tetap berkembang di bibirnya. "Terima kasih semuanya, La illaha illalloh", wajahnya berpaling ke kanan diikuti  hembusan napas terakhir.

          " Innalillahi wa innailaihi rojiun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun