Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendar

13 Februari 2018   10:03 Diperbarui: 13 Februari 2018   10:59 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: radarbolmongonline.com

" Kita istirahat sebentar Nak, Bapak agak pusing terkena air hujan."

" Bapak biasa melakukan perjalanan malam sendiri seperti ini?"

" Ya, secara kasat mata. Namun Bapak tidak merasa sendiri, para Malaikat bersama kita."

Pak Hamid menyampaikannya sambil tertawa terlihat tanpa sedikitpun ada rasa beban, beliau sangat menikmati,

" Janganlah kita merasa bersedih apabila kehujanan, pada dasarnya  hujan itu membawa berkah."

Aku hanya diam-diam makin kagum dengan  kebesaran  hati beliau, kepasrahan yang luar biasa kepada Allah dan selalu bersyukur dalam kondisi apapun.

Dua minggu berlalu, aku mulai krasan di lingkungan kerjaku. Teman kerja yang saling mendukung, ditambah lagi aku temukan keluarga baru yaitu keluarga Pak Hamid yang sudah aku anggap orang tuaku dan Hafiz dan Zahra sebagai adikku. Tiba-tiba ponselku berdering.

" Assalamualaikum...."

" Waalaikumsalam, gimana Pak Hamid ? "

" Besuk malam minggu Bapak mendapat tugas untuk menggantikan Ustadz Gufron. Nanda bisa mendampingi Bapak?  Lokasinya tidak terlalu jauh kok, sekitar 30 menit sampai. "

" Insha Allah Bapak. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun