Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendar

13 Februari 2018   10:03 Diperbarui: 13 Februari 2018   10:59 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Di luar dugaanku Khohan mencium tangan dan berlutut di kakiku. Aku menghela napas. Benar-benar menegangkan. Ternyata dia hanya mempraktikkan kejadian itu. Aku minta Khohan berdiri dan kupeluk erat. Aku benar-benar trenyuh, apalagi saat dia memanggil Boncel dan Uyek meminta maaf kepadaku, karena mereka ikut mengata-ngataiku malam itu.

Kepatuhan dan kebersamaan sangat kental aku rasakan di sini.

" Ustadz, satu pertanyaan terakhir " tanya Khohan dengan wajah serius.

" Silahkan Khohan. "

" Saya ingin benar benar berubah tad, saya ingin tidak mengkonsumsi lagi seluruh minuman haram ini. Tapi, bagimana saya hendak menghentikan sedangkan saya justru menjual belikan minuman ini semua. Ingin rasa di hati memecahkan semua barang ini, namun pastilah saya rugi banyak. Nanti modal saya gimana ya tad, apakah Allah akan memahami saya apabila saya tetap menjual ini hingga semua miras ini habis kemudia saya tidak akan memperjual belikan barang ini lagi. "

Pertanyaan yang sulit, realistis. Ada ratusan botol yang disuguhkan di toko ini, pasti nilainya berjuta juta. Aku terdiam.

" ustad ? " ia menunggu jawabku.

" kenapa ada keraguan dalam hati ketika Allah tlah berjanji Khohan ?, bukankah Tuhanmu yang Maha pengasih yang telah menjamin kebaikan ketika kita meninggalkan suatu keburukan ?  Allah Maha Kaya dan Maha segalanya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun