Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pendar

13 Februari 2018   10:03 Diperbarui: 13 Februari 2018   10:59 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: radarbolmongonline.com

Baru satu minggu aku berada di Kota Gorontalo.  Aku nikmati penempatan dinas ini dengan penuh syukur. Bagiku, tak ada bedanya aku harus didinaskan di mana saja. Meskipun banyak yang menyayangkan kenapa aku harus mendapat tempat dinas jauh dari prediksi kami. Sedangkan beberapa teman yang memiliki prestasi akademik di bawahku, justru mendapat tempat yang strategis.   Aku tak pernah menolak ketentuan -Nya, karena aku yakin pasti ada hikmah yang tersembunyi di balik itu. Mencoba menjalani dengan ikhlas dengan keyakinan , di manapun adalah bumi Allah sehingga tak ada alasan untuk menolak. 

Masih lekat dalam ingatanku, betapa sedihnya  ekspresi ibu dan saudara-saudaraku  saat mendengar kabar, aku mendapat tugas dinas di Gorontalo, tempat yang tak pernah kami bayanngkan. Maklumlah kami lahir dan tumbuh di Pulau Jawa dan kurang informasi tentang kehidupan di luar Jawa. 

Ada keraguan apabila membayangkan kehidupan di pedalaman, seperti yang kami lihat dalam tayangan film di Televisi. Sering beredar cerita di  masyarakat bahwa penduduk asli biasanya menolak kehadiran pendatang, karena ada kekhawatiran akan mengubah budaya yang mereka miliki dan mereka pertahankan selama ini. Bapak satu-satunya orang yang tegar dan memberikan pengertian kepada keluarga , bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan karena semua akan baik baik saja. Masalah ini harus kita jalani dan apabila ada kendala harus diatasi bukan hanya dibayangkan dan dikhawatirkan secara berlebihan. Kita serahkan semuanya kepada Allah. Bismillah, harus ikhlas.

Aku sangat faham atas kesedihan Ibu dan keluarga besar kami. Aku adalah anak sulung dan cucu pertama dari Kakek dan Nenek , baik dari pihak Bapak maupun dari pihak Ibu. Baru saja aku lulus kuliah, dan harus langsung melaksanakan tugas di tempat yang jauh. Alhamdulillah , akhirnya Ibu dan keluarga besar mengikhlaskan kepergianku. Doa mereka memperkuat niat dan semangatku melangkah untuk mengukir sejarah baru, dunia kerja.

Gorontalo merupakan sebuah propinsi  dari  Sulawesi Utara. Masyarakat gorontalo mayoritas islam,  Aku makin penasaran saat aku dengar istilah "Gorontalo sebagai serambi madinah", apakah memang hal ini ada hubungannya dengan Kota Madinah, kota Suci umat islam yang di dalamnya ada tempat di mana Rasullullah Nabi Muhammad Saw beserta keluarga disemayamkan dan sebuah masjid megah  yakni Masjid Nabawi ? Wah, tentunya kota ini memiliki ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dengan Kota Madinah yang asli. Karna tidak mungkin sebuah julukan yang menggambarkan kota yang sangat mulia ini dilekatkan di Gorontalo kalau faktanya tidak demikian.

Hari ini aku ingin menunaikan ibadah sholat jumat  di Masjid Agung Baiturrahim, masjid terbesar di Gorontalo.  Masjid ini terletak di pusat kota Gorontalo. suasana di sekitar masjid ramai, namun saat di dalam masjid sangat nyaman dan bersih. Sirkulasi udara di sini bagus, angin berhembus segar sehingga tidak pengap dan tidak  panas, selama di masjid ini aku merasakan kenyamanan. Ukuran masjid raya propinsi Gorontalo tidak terlalu besar namun tempatnya tenang, damai, dan sangat terawat dengan baik.

Usai shalat Jumat, aku tidak segera pulang. Aku ingin lebih banyak mengenal daerah ini, sebelum mulai masuk dinas Senin mendatang.  Tiba-tiba ada seorang bapak mendekat dan duduk di sampingku.

" Assalamualaikum.... "

" Waalaikumsalam ..." Kami berjabat tangan, bapak ini tampak sangat ramah.

" Sepertinya kita baru pertama bertemu Nanda."

" Betul Bapak,  baru kemarin tiba di Gorontalo, saya dari Jawa Timur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun