B. PENDEKATAN MODERNISASI
Intisari pandangan kelompok ini adalah bahwa proses terjadinya perubahan sosial berkorelasi dengan proses industrialisasi yang ditandai oleh penemuan dan penggunaan alat-alat teknologi modern dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, sehingga pendekatan ini lebih menekankan pada adanya faktor eksternal yaitu perkembangan teknologi sebagai pendorong utama berlangsungnya perubahan sosial.
C. PENDEKATAN KONFLIK
Dalam pembahasan mengenai teori-teori perubahan sosial klasik, khususnya ketika membahas pandangan-pandangan Karl Marx yang menjadi pangkal tumbuhnya pendekatan konflik. pandangan Weber lebih berfokus pada konflik antara kelompok penguasa dalam mempertahankan kekuasaannya.
pandangan pendekatan konflik ini bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial bukanlah suatu kelompok yang terintegrasi harmonis dalam arti mengikatkan diri pada suatu sistem nilai yang sama. Masyarakat justru merupakan suatu perpaduan dari kelompok-kelompok masyarakat (elemen-elemen) yang mempunyai kepentingan untuk diperjuangkan masing-masing. Secara sederhana, kelompok-kelompok tersebut digabungkan ke dalam kelompok Pro perubahan sosial dan kelompok pro statusquo. Konflik yang terus menerus terjadi di antara keduanya menurut teori ini akan membawa masyarakat ke dalam perubahan sosial. Lambat atau cepat, demikian pula besar atau kecil skala perubahan sosial yang terjadi, akan tergantung pada faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya, dan politik, yang mempengaruhi masing-masing kelompok untuk memperjuangkan kepentingannya.
3. Sekolah sebagai Agent of Cange
A. Sekolah sebagai Agent of Cange
Pada lembaga pendidikan di sekolah guru merupakan panglima utama yg bertugas membawa perubahan siswa yang pada awalnya tidak tahu menjadi tahu dari hasil proses aktivitas belajar dan mengajar serta penerapan nilai-nilai positif, baik secara privat maupun publik yang dilaksanakan secara profesional.[3]
Guru Sebagai Agen Perubahan (Agent Of Change)
Di sekolah guru merupakan pemimpin (leader) dan pelaku perubahan pendidikan, tanpa keterlibatan guru setiap usaha untuk memperbaharui dunia pendidikan akan gagal. guru adalah garda terdepan dan pelaku perubahan pada global pendidikan. dengan kegiatan mengajarnya, dia membuat identitas keguruannya. Melalui identitas inilah dia mengukuhkan dirinya sebagai pelaku perubahan. kegiatan mendidik, mengajar dan melatih yg dilakukan pengajar di sekolah akan memberikan perubahan pada diri siswanya yg akan bermanfaat bagi hidupnya mengatasi batas-batas kelas.
Sebagai pelaku perubahan, guru mengubah peserta didik menjadi lebih baik, lebih pintar, lebih mempunyai keterampilan yg bermanfaat bagi pengembangan profesi mereka dalam masyarakat. pengajar menghasilkan peserta didik memahami masalah dengan lebih jernih sehingga bisa membuat keputusan serta bertindak secara tepat dan bertanggung jawab pada hidup mereka. pengajar yg baik membentuk siswa siap terjun secara aktif pada masyarakat sehingga bisa menciptakan dan membentuk tatanan masyarakat yg lebih baik dari yg sekarang ini mereka alami[4]