1. Makna dan Hakikat Mobilitas SosialÂ
Ungkapan "Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan dari satu kelas sosial kemudian ke kelas sosial berikutnya. Tatanan sosial dengan kerangka delineasi terbuka memiliki tingkat Mobilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tatanan sosial dengan kerangka pemisahan sosial yang tertutup. (Horton dan Mengejar, 1999).
Abdullah Idi (2011:195) mengartikan "keserbagunaan sosial sebagai pengembangan masyarakat dalam latihan menuju perubahan yang lebih baik." Organisasi instruktif adalah salah satu saluran keserbagunaan sosial. Lembaga pendidikan merupakan jalur terbukanya keberagaman vertikal, yang dipandang siap memindahkan situasi rendah ke posisi lebih tinggi. Seperti yang ditunjukkan oleh Komblum (1988-172) "Mobilitas sosial adalah perkembangan orang, keluarga atau perkumpulan dan lapisan sosial satu ke lapisan sosial lainnya". Misalnya, seorang anak dan keluarga yang tidak beruntung atau bahkan kelompok yang tidak beruntung naik kelas ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan bisnis dan memanfaatkan wawasannya untuk terus bekerja, sehingga ia berhasil menjadi pebisnis sukses yang telah meningkatkan kesejahteraan ekonominya.
Di dunia saat ini, banyak negara berupaya meningkatkan keberagaman sosial di masyarakatnya, karena mereka percaya bahwa hal ini akan memberdayakan individu untuk melakukan jenis pekerjaan yang paling sesuai bagi mereka. Jika derajat mobilitasnya tinggi, padahal latar belakang sosial masyarakatnya unik, maka mereka tetap bisa merasa mempunyai kebebasan yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Jika tingkat Mobilitas sosial rendah, tentu saja banyak orang akan dibatasi oleh nenek moyang mereka.
Pada dasarnya setiap penduduk dalam masyarakat umum mempunyai kesempatan untuk mengangkat kelas sosialnya dalam desain sosial masyarakat umum yang bersangkutan. Hal ini mencakup tatanan sosial yang berpegang pada sistem pelapisan yang tertutup atau kaku. Hal ini umumnya disebut fleksibilitas sekuensial (Ratik Kasidi 2005).
2. Penyebab Terjadinya Mobilitas SosialÂ
Mobilitas sosial menurut Lipset dan Hans Zetterberg (Bendix, 1966:565 dalam Pattinasarany, 2016:32-33) "Alasan keserbagunaan sosial adalah yang pertama, adanya stok posisi status yang tidak terisi. keserbagunaan dapat terjadi jika individu yang berada pada posisi sosial yang lebih rendah diberi cara atau saluran untuk bersaing memajukan situasi mereka.
Meskipun mobilitas sosial memungkinkan individu untuk mengisi posisi dengan individu yang paling berbakat dan memberikan peluang potensial kepada individu untuk mencapai tujuan hidupnya, fleksibilitas sosial juga membawa hasil yang sebenarnya tidak kita perlukan, misalnya perasaan tertekan dalam hidup. orang yang berusaha untuk naik status, perasaan kecewa dengan kekecewaan, sikap lancang dan angkuh terhadap kemajuan, stres karena penurunan status, dan secara sosial dapat melemahkan ketabahan kelompok karena unsur antar perkumpulan di mata masyarakat.
Dalam masyarakat stasiun, kata Hisa, terdapat contoh-contoh keterlaluan dari hasil keserbagunaan sosial di atas, dimana pembedaan tandan yang mempunyai kadar tertentu di mata publik sangat jelas dengan garis pemisah yang jelas. Perbedaan antara standar, nilai-nilai dan cara hidup setiap kelompok juga sangat mencolok. Jadi wajar jika orang-orang berpangkat atas merasa resah ketika posisinya diremehkan karena diasingkan ke stasiun bawah. Bahkan orang-orang dari kalangan tertentu yang mengabaikan standar materi akan segera disingkirkan dari perkumpulan mereka dan diasingkan oleh orang-orang yang setingkat dengan mereka atau bahkan oleh keluarga mereka sendiri.
Di masyarakat yang pola sosial dan politiknya menimbulkan peluang terjadinya keberagaman sosial yang tidak menguntungkan, hal ini juga akan memicu dampak buruk dari siklus kekuatan sosial dan bahkan dapat menyebabkan peningkatan tingkat ancaman sosial antar pihak.
a) Kemajuan dalam Keadaan Ramah