a) Dampak negatif
Horton dan Hunt (1987) dalam Narwoko (2007 : 212-213) mencatat beberapa dampak negatif dari mobilitas sosial seperti :
- Ketidaksetaraan Gender: Dalam beberapa kasus, mobilitas sosial pendidikan Islam dapat memperpetuat ketidaksetaraan gender. Tradisi yang menghambat akses pendidikan bagi perempuan atau pandangan yang konservatif tentang peran gender dapat menjadi hambatan bagi mobilitas sosial yang seimbang.
- Kegelisahan terhadap penurunan status jika terjadi penurunan keserbagunaan.
- Tekanan untuk mendapatkan pekerjaan lain karena status pekerjaan yang diperluas
- Putusnya hubungan antar individu sejak pertemuan penting pertama sejak seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Portabilitas sosial dapat melepaskan ikatan sosial yang terjalin dengan baik, dengan cara ini memungkinkan adanya jarak antar individu di daerah setempat. Dalam iklim kelas sosialnya, orang-orang yang baru naik status tidak terlalu disambut dengan sepenuh hati. Seseorang yang tiba-tiba menjadi kaya karena lotere atau hadiah yang diperoleh, bagaimanapun juga dapat dianggap bukan kelompok elit selektif karena mereka tidak atau tidak memiliki gaya hidup yang sama.
- Ekstremisme Agama: Terlalu fokus pada satu pendekatan atau interpretasi agama tertentu dalam pendidikan Islam dapat menyebabkan ekstremisme agama. Hal ini dapat mengarah pada intoleransi terhadap pemikiran dan keyakinan yang berbeda serta konflik antaragama.
- Isolasi Sosial: Mobilitas sosial pendidikan Islam yang terlalu eksklusif dapat menyebabkan isolasi sosial. Ini mungkin terjadi ketika individu atau kelompok hanya berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan serupa dan tidak terbuka terhadap keragaman dan pluralisme sosial.
- Kurangnya Pemahaman Universal: Terlalu fokus pada pendidikan Islam dapat menyebabkan kurangnya pemahaman yang luas tentang isu-isu universal. Ini dapat membuat individu kurang siap untuk berinteraksi dengan masyarakat yang beragam budaya, agama, dan latar belakang.
b) Dampak positifÂ
Selain dampak negatif, Selain dampak buruknya, keserbagunaan juga tentunya mempunyai dampak positif yang bermanfaat bagi masyarakat jika mereka dapat menyesuaikan diri dengan kondisi baru yang dicapai melalui mobilitas yang ramah lingkungan. Dampak positif dari keserbagunaan sosial adalah mendorong seseorang untuk maju lebih jauh. Terbukanya pintu yang terbuka untuk bergerak dari satu lapisan ke lapisan berikutnya menjadikan inspirasi yang tinggi dalam diri seseorang untuk maju dan berprestasi hingga memperoleh status yang lebih tinggi.
Mobilitas sosial juga akan mempercepat laju perbaikan sosial di arena publik. Munculnya keserbagunaan sosial dalam masyarakat dapat meningkatkan interaksi sosial. Misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan cara hidup, nilai-nilai dan standar-standar yang dianut dalam perkumpulan dengan kesejahteraan ekonomi lain guna melakukan pergaulan sosial. Berikut beberapa dampak positif yang diterima oleh masyarakat yaitu:
- Orang atau kelompok yang mempunyai kemampuan atau kapasitas tertentu dapat memahami harapannya.
- Orang atau perkumpulan dapat merasakan kepuasan jika berhasil mencapai jabatan yang diinginkannya atau dapat memajukan kedudukan sosialnya di mata masyarakat
- Dimungkinkan bagi penduduk dari kelas sosial tertentu untuk lebih berkembang dibandingkan penduduk dari kelas sosial di atasnya.
- Mobilitas memberikan kenyamanan kepada masyarakat lokal untuk bekerja lebih maksimal karena adanya keinginan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
- Pemberdayaan Individu: Mobilitas sosial pendidikan Islam dapat memberdayakan individu untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang agama, moral, dan etika, yang dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih sadar dan bertanggung jawab.
- Pengentasan Kemiskinan: Meningkatnya mobilitas sosial dalam pendidikan Islam dapat membantu mengentaskan kemiskinan dengan memberikan peluang pendidikan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat membantu individu meraih pekerjaan dan peningkatan ekonomi..
- Peningkatan Nilai-nilai Kemanusiaan: Pendidikan Islam yang baik dapat membantu mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, toleransi, dan solidaritas.
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanÂ
Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut, oleh karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai- nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus.
Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan Islam di kalangan umat Islam merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan dan menanamkan nilai-nilai Islam tersebut kepada generasi penerusnya sehingga nilai-nilai kultural-religius dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat.
Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju hidup perorangan dan hidup bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan Islam selain berisikan tentang sikap dan tingkah laku masyarakat menuju hidup perseorangan dan bersama, juga berisikan kemampuan dalam ilmu pengetahuan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menjadi dasarnya.