Mohon tunggu...
Fitria Avina Putri
Fitria Avina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka musik, novel, langit, bulan, dan masih banyak lagi hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

27 November 2023   21:10 Diperbarui: 27 November 2023   21:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks humanistik yang otentik, persekolahan Islam diartikan sebagai pendidikan/pendidikan yang ketat atau Islami (al-tarbiyah al-diniyah, ta'lim al-gaduh, al-ta'lim al-dini dan al-ta'lim al-islami). dalam sistem tarbiyah al-Muslimin (pengajaran umat Islam), untuk melengkapi dan memisahkannya dari pelatihan umum. Misalnya, adanya sistem persekolahan Madrasah Diniyah yang dirancang sebagai wahana untuk menyelidiki, mengkaji dan menguasai informasi ketat serta mengamalkan pelajaran agama Islam bagi siswa Muslim yang pada awalnya bersekolah di sekolah umum atau sekolah yang ditetapkan. oleh pemerintahan pionir (Muhaimin. 2001: 38).

Muhammad Qutb (1993: 18) dalam salah satu bukunya tentang pelatihan Islam, Manhaj al-Tarbiyah al-Islamiyah. menyatakan bahwa latihan adalah mendidik seluruh individu, otak dan hatinya, mendalam dan jasmani, etika dan kemampuannya, serta keseluruhan latihannya, baik latihan individu maupun sosial dan alam dalam pandangan keutamaan Islam. Pendidikan menurut sudut pandang Islam adalah suatu cara untuk membingkai manusia berdasarkan sifat-sifat Islam.

Dari pengertian-pengertian di atas, cenderung dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu upaya untuk membina segenap potensi individu dan sosial manusia dalam konteks pelajaran Islam. Pengajaran merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang terhadap orang lain untuk menumbuhkan seluruh potensi dirinya, dengan tujuan agar mereka mengembangkan dan menciptakan menuju terbentuknya akhlak muslim.

Sebagaimana dikemukakan oleh Muhaimin (2001: 29) istilah pendidikan Islam dapat diartikan dalam beberapa implikasi, yaitu:

Pelatihan menurut agama Islam atau pesantren, khususnya pelatihan yang dianggap tercipta dari hikmah dan nilai-nilai utama yang terkandung dalam sumber fundamentalnya, khususnya Al-Qur'an dan Hadits. Dalam pengertian ini, pelatihan Islam dapat muncul sebagai kontemplasi dan spekulasi instruktif yang didasarkan pada diri sendiri atau dibuat-buat dan diciptakan dari sumber-sumber fundamental tersebut.

Pendidikan keislaman atau pengajaran Islam yang ketat, khususnya upaya mengajarkan agama Islam atau hikmah keislaman beserta sifat-sifatnya sehingga menjadi gaya hidup seseorang (pandangan dan watak hidup).

Persekolahan dalam Islam atau siklus dan praktek pemberian pelatihan yang terjadi dan tercipta sepanjang keberadaan kelompok umat Islam. Pengajaran Islam dapat dimaknai sebagai suatu proses asimilasi dan warisan dari ajaran, budaya, dan peradaban umat Islam yang ketat dari zaman ke zaman, pada saat ini adalah waktu yang tepat.

Pertimbangan Muhaimin di atas memberikan pemahaman bahwa pengajaran agama Islam tidak hanya sebatas mengajarkan agama Islam kepada siswa. Pendidikan Islam memiliki arti yang sangat luas, baik dari sudut pandang filosofis, isi pembelajaran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh umat Islam.

2. Pengertian Mobilitas Sosial 

Mobilitas sosial merupakan perkembangan masyarakat dalam latihan menuju perubahan yang lebih baik. Henry Earth Smith (1968) mengatakan bahwa keserbagunaan sosial adalah perkembangan di dalam konstruksi sosial (perkembangan antar manusia dan perkumpulannya). (Gunawan dalam Idi, 2015:195). Sangat mungkin masuk akal bahwa perkembangan masyarakat, kadang-kadang berada di antara berbagai situasi dalam definisi sosial, menentukan urutan kekuasaan di arena publik. Dalam budaya saat ini, posisi kelas dalam struktur terkait kata merupakan isu sentral dalam keserbagunaan persahabatan. Mobilitas sosial mencakup pengembangan termasuk pengembangan sistem progresif kelas atau status, fleksibilitas naik atau mobilitas menurun: di mana konsentrasi dan pertimbangan ilmu sosial adalah pada perbedaan antara kelas keuangan atau posisi status, atau mungkin lebih singkatnya rentang waktu, misalnya naik turunnya karier seseorang, mobilitas intragenerasi (Idi, 2015: 196).

Kata mobilitas berasal dari bahasa Latin "mobilis" yang artinya mudah untuk memindahkan atau memindahkan banyak hal dari satu tempat ke tempat lain. Dalam bahasa Indonesia, istilah yang mirip dengan kata ini biasa digunakan, yaitu pemindahan, perpindahan, atau pembangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun