Mohon tunggu...
Fitria Avina Putri
Fitria Avina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka musik, novel, langit, bulan, dan masih banyak lagi hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

27 November 2023   21:10 Diperbarui: 27 November 2023   21:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang 

Pendidikan Islam merupakan upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan seluruh potensi manusia baik secara hakiki maupun intelektual untuk membentuk individu muslim yang utuh. Manusia merupakan hewan yang membutuhkan bantuan dan bantuan orang lain, mereka tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan. Pendampingan dini kepadanya penting untuk sekolah. Ketika orang tuanya pertama kali memberinya bantuan, itulah awal pendidikannya setelah ia dilahirkan. Dilihat dari sudut pandang manusia di dunia lain, yang utama adalah pembinaan terhadap seluruh potensi terdalam manusia yang telah Tuhan berikan kepadanya.

Pendidikan Islam adalah: "Arah pengembangan yang mendalam dan nyata sesuai pelajaran Islam dengan maksud mengkoordinasikan, memberi petunjuk, mempersiapkan, memelihara dan mengatur pelaksanaan setiap pendidikan Islam. Sementara itu, menurut Abdul Mudjib dan Yusuf Mudzakir, Pendidikan Islam pelatihan tersebut adalah: "Cara transinternalisasi informasi dan nilai-nilai keislaman yang paling umum kepada peserta didik melalui pendidikan, penyesuaian, pengarahan, dukungan, pengawasan dan peningkatan kapasitas mereka yang sebenarnya, untuk mencapai keselarasan dan kesempurnaan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, pendidikan Islam merupakan suatu mata kuliah yang mengubah informasi, budaya dan nilai-nilai serta membina kemampuan peserta didik agar mempunyai karakter yang utuh untuk mencapai kepuasan hidup di dunia dan keabadian sesuai pelajaran Islam. Jadi tugas pendidikan Islam adalah membantu membina kemampuan peserta didik agar sesuai dengan fitrahnya ketika dilahirkan, khususnya kecenderungan manusia untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat. Kecenderungan ini harus dilindungi, dikoordinasikan dan diarahkan dan instrumen untuk ini adalah instruksi. Amal-amal besar yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dapat diakui oleh seluruh majelis yang bermula dari sifat-sifat ketuhanan.

Menurut Hadinoto, mobilitas sosial adalah perkembangan seseorang atau kelompok yang dimulai dari satu posisi ke posisi berikutnya. Jabatan dapat berarti : keadaan suatu tempat, dapat juga berarti status. Sementara itu, Idi memaknai bahwa mobilitas sosial merupakan upaya pembangunan daerah dalam upaya menuju perubahan yang lebih baik. Menurut Vembrianto, mobilitas sosial adalah perkembangan masyarakat yang dimulai dari satu posisi sosial kemudian ke posisi berikutnya dalam suatu konstruksi sosial. S. Nasution menerima bahwa ada dua implikasi mobilitas sosial, secara spesifik: Pertama, bahwa suatu wilayah di mata publik selalu berubah posisinya jika dibandingkan dengan wilayah lain. Misalnya, kedudukan seorang pendidik yang dihormati di zaman dahulu kala, saat ini, tidak berada di tempat yang begitu tinggi saat ini. juga, peluang bagi masyarakat untuk berpindah dari satu lapisan sosial ke lapisan berikutnya, yang harus terlihat dari iklim di mana individu tersebut berada. Dalam Ravik Karsidi, portabilitas sosial adalah kesempatan masyarakat untuk memunculkan kelas sosial dalam desain sosial masyarakat umumnya, yang dilihat dari kemajuan individu dalam bergerak. Hal ini terjadi dalam dua arah, yaitu yang berlaku khususnya dalam mencapai tujuan yang lebih tinggi. spot atau gagal dan selain tetap pada kesejahteraan ekonomi yang telah dicapai atau turun dari status tersebut.

Hubungan antara pendidikan Islam dan mobilitas sosial memiliki relevansi yang kuat dalam konteks masyarakat Muslim saat ini. Pendidikan Islam adalah salah satu faktor kunci dalam meningkatkan mobilitas sosial karena memberikan wawasan agama dan pemahaman etika, sambil juga mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sejumlah contoh konkret menunjukkan bagaimana individu dan kelompok masyarakat telah mengalami peningkatan mobilitas sosial melalui pendidikan Islam. Misalnya, seorang siswa dari latar belakang ekonomi yang rendah yang menerima pendidikan Islam yang berkualitas dapat meraih sukses dalam dunia bisnis dengan menjalankan prinsip-prinsip etika Islam. Selain itu, banyak ilmuwan dan pemimpin sosial dalam masyarakat Muslim telah mengambil inspirasi dari pendidikan Islam mereka untuk berkontribusi pada pembangunan dan perubahan positif dalam masyarakat mereka.

Rumusan Masalah 

1. Apa pengertian dari pendidikan Islam dan Mobilitas sosial?

2. Bagaimana konsep dan teori mobilitas sosial? 

3. Apa saja konsekuensi dan dampak sosial pendidikan Islam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun