"Iya juga sih, gue dulu jelek. Item, kucel," kata Agni.
"Sekarang juga masih sih," kembali Diana menggoda.
"Yeeey tadi loe bilang gue cakep, sekarang dibilang masih jelek. Gimana sih loe, nggak konsisten?" Agni mencubit pelan lengan Diana. Yang dicubit tertawa makin keras.
"Iya, iya, ampun. Trus gimana soal kawan loe itu?"
"Hmm.. Ya gue kenal dia sejak SD. Gue jadi deket sama dia gara-gara nama kita sama," jawab Agni.
"Sama gimana?"
" Ya sama. Nama dia dan nama gue sama-sama Agni."
"Lho kok bisa?" Diana serius terheran-heran.
"Itu juga yang jadi pertanyaan gue dulu. Dia cuma bilang kalau nama dia artinya api atau orang yang ditakuti. Sedangkan nama gue artinya suci. Gitu. Nah, gara-gara itu gue jadi deket sama dia. Trus makin deket setelah kita SMP," Agni menjelaskan.
"Trus dianya suka sama elo juga ngga?"
"Hmm.. Itu yang gue ngga tau. Jujur aja gue ngga pede. Dia tu cowok populer. Ganteng, jangkung,gentleman. Hampir seluruh cewek di sekolah naksir dia. Cuma gue aja yang nggak," kata Agni.