Bella menatap tanpa keraguan di hadapan sebuah cermin bulat. Matanya merah, nyalang memburu. Lalu, ia mengambil sebilah pisau di laci nakasnya.Â
"Ya, Bella. Kau harus mati!" Bella menancapkan bilah pisau tajam itu ke leher boneka voodoo. "Ya, begitulah kau, Bella. Seharusnya kau mati terbakar bersama ibumu! Kau tak pantas menjalani hidup yang bangsat!" Pisau ditancapkannya bertubi-tubi. Boneka voodoo tiba-tiba nampak menyeringai kejam.
Kamar Bella menjadi sangat berantakan. Suasana menjadi sangat kelabu. Bau anyir darah menguar di mana-mana. Benda-benda berserakan di tempat yang tidak seharusnya, termasuk tubuh Bella yang ditemukan tak bernyawa di dalam lemarinya.[]
Tanggamus, 2021
Penulis bernama Firman Fadilah, tinggal di Lampung. Keep in touch bisa lewat fb Firman Fadilah atau ig firmanfadilah_00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H