Mohon tunggu...
Fiorano Ali Surya
Fiorano Ali Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang Mahasiswa D3 Fisioterapi di salah satu sekolah tinggi di Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Berbahasa Reseptif

30 November 2023   21:14 Diperbarui: 30 November 2023   22:23 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Pengertian Keterampilan Berbahasa Reseptif

Keterampilan berbahasa reseptif meliputi kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Keterampilan ini bersifat sebagai input atau masukan. Aspek keterampilan reseptif ini meliputi menyimak dan membaca. Menyimak adalah kemampuan untuk meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi suatu pemasalahan dengan melibatkan pancaindera seseorang. Sedangkan membaca merupakan kemampuan untuk menerima berbagai ide, gagasan, maupun pesan dan informasi yang ingin disampaikan oleh penulis. Keterampilan berbahasa reseptif sangat penting untuk dikuasai karena dapat membantu dalam memahami pesan dan informasi yang disampaikan oleh orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. (Wahyuni, 2019, 14).

Keterampilan bahasa menurut Tarigan (2008 : 1) mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Memperoleh keterampilan berbahasa harus melalui suatu hubungan yang teratur mulai dari belajar menyimak, belajar berbicara, belajar membaca, dan belajar menulis. Keterampilan berbicara dan menulis bersifat ekspratif atau produktif yaitu memberikan informasi sedangkan keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima informasi. Hal ini senada dengan diungkapkan oleh Kridalaksana (Abdul Chair 2014: 32) bahwa "Bahasa adalah suatu sistem berupa lambang bunyi bersifat arbiter digunakan oleh masyarakat tutur untuk berkerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi.

Ada beberapa alasan peneliti memilih keterampilan berbahasa reseptif yang pertama. Peneliti berpandangan bahwa keterampilan bahasa tidak terlepas dari manfaat bahasa, dalam keterampilan berbahasa siswa yang baik dan sesuai konteks akan memudahkan guru dan siswa dalam belajar mengajar, Kedua karena peneliti ingin melihat sejauh mana keterampilan siswa dalam menyimak dan dapat memahami bahan simakan dari sumber lisan dan sejauh mana keterampilan membaca siswa dengan melafalkan kata atau kalimat sehingga pembaca dapat menyampaikan pesan yang dibaca. 

Pentingnya menyimak dan membaca bagi siswa guru tidak bisa menghindar dari pembelajaran menyimak dan membaca tersebut. Keterampilan menyimak dan membaca ini dapat dijadikan pedoman bagi siswa dalam pencapaian suatu pemikiran dan keberanian siswa secara teratur, terarah dan tepat yang berfungsi menafsirkan respon pendengar terhadap diri sendiri. Menyimak dan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung dan tidak langsung, tatap mukan dan tidak tatap muka dengan orang lain.

Tujuan Menguasai Keterampilan Berbahasa Reseptif

Tujuan dari menguasai keterampilan berbahasa reseptif, seperti membaca dan menyimak, adalah untuk memahami bahasa lisan atau tertulis yang disampaikan oleh orang lain. Dengan menguasai keterampilan ini, seseorang dapat memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh orang lain secara lebih baik. Selain itu, keterampilan berbahasa reseptif juga dapat membantu dalam berkomunikasi dengan baik dan efektif, meningkatkan kemampuan dalam memahami teks, dan membantu dalam memperoleh pengetahuan baru. Oleh karena itu, penting untuk menguasai keterampilan berbahasa reseptif, seperti membaca dan menyimak, agar dapat berkomunikasi dengan baik dan memperoleh informasi yang diperlukan. (Lanin, 2023, 10).

Proses Menguasai Keterampilan Berbahasa Reseptif

Proses berbahasa adalah proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara maupun proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu sistem kognitif yang ada pada manusia Kemampuan berbahasa reseptif merupakan kemampuan untuk memahami kata. kalimat, ataupun gestur, sedangkan kemampuan berbahasa ekspresif/produktif adalah kemampuan mengekspresikan pikiran, ide, dan perasaan dengan menggunakan kata atau kalimat. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa reseptif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kembali kode-kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi, baik lisan maupun tertulis. 

Proses reseptif berarti suatu proses yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengaran Proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut sebagai proses dekode. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi, yaitu penerimaan unsur-unsur bunyi melalui telinga pendengar Selanjutnya dilanjutkan dengan proses dekode gramatikal, yaitu pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal Kemudian diakhiri dengan dekode semantik, yaitu pemahaman akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawa oleh kode-kode tersebut. Proses dekode ini terjadi pada otak pendengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun