Mohon tunggu...
Fiorano Ali Surya
Fiorano Ali Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang Mahasiswa D3 Fisioterapi di salah satu sekolah tinggi di Cirebon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterampilan Berbahasa Reseptif

30 November 2023   21:14 Diperbarui: 30 November 2023   22:23 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keterampilan berbahasa reseptif merupakan kemampuan seseorang untuk memahami dan menerima informasi yang disampaikan melalui bahasa. Keterampilan ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu keterampilan membaca dan mendengarkan. Membaca melibatkan pemahaman terhadap tulisan, sementara mendengarkan melibatkan pemahaman terhadap ucapan dan percakapan. Dalam era globalisasi saat ini, keterampilan berbahasa reseptif menjadi semakin penting. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membuat informasi dapat diakses dengan mudah melalui berbagai media. Sebagai contoh, dengan membaca sebuah artikel di internet atau mendengarkan sebuah podkast, kita dapat mengakses informasi dari seluruh dunia. 

Keterampilan berbahasa reseptif juga memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Melalui membaca dan mendengarkan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru, meningkatkan kosakata, memperbaiki tata bahasa, dan meningkatkan kemampuan komunikasi. 

Keterampilan berbahasa reseptif juga membantu dalam pengembangan kreativitas dan pemikiran kritis. Namun, tidak semua orang memiliki keterampilan berbahasa reseptif yang baik. Beberapa orang mungkin mengalami kesulitan dalam memahami teks tertulis atau melacak arah pembicaraan saat mendengarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya latihan atau kesulitan dalam memproses informasi. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terus meningkatkan keterampilan berbahasa reseptifnya melalui berbagai latihan dan pembelajaran. 

Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai keterampilan berbahasa reseptif, termasuk pentingnya keterampilan ini dalam era globalisasi dan proses pembelajaran. Makalah ini juga akan memberikan strategi dan saran untuk meningkatkan keterampilan berbahasa reseptif melalui latihan dan pembelajaran yang efektif. Sehingga diharapkan setiap individu dapat menjadi komunikator yang lebih baik dan mendapatkan manfaat maksimal dari kemampuan berbahasa reseptif mereka.

Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa reseptif?

Apa tujuan menguasai keterampilan berbahasa reseptif?

Bagaimana proses menguasai keterampilan berbahasa reseptif?

Apa saja aspek keterampilan berbahasa reseptif?

Faktor apa saja yang mempengaruhi keterampilan berbahasa reseptif?

Bagaimana teknik dan upaya pengembangan keterampilan berbahasa reseptif? 

Tujuan

Untuk menjelaskan pengertian keterampilan berbahasa reseptif

Untuk menjelaskan tujuan menguasai keterampilan berbahasa reseptif

Untuk mengetahui proses menguasai keterampilan berbahasa reseptif

Untuk memaparkan aspek keterampilan berbahasa reseptif

Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keterampilan berbahasa reseptif

Untuk mengetahui teknik dan upaya pengembangan keterampilan berbahasa reseptif

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Keterampilan Berbahasa Reseptif

Keterampilan berbahasa reseptif meliputi kemampuan untuk memahami bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Keterampilan ini bersifat sebagai input atau masukan. Aspek keterampilan reseptif ini meliputi menyimak dan membaca. Menyimak adalah kemampuan untuk meresepsi, mengolah, serta menginterpretasi suatu pemasalahan dengan melibatkan pancaindera seseorang. Sedangkan membaca merupakan kemampuan untuk menerima berbagai ide, gagasan, maupun pesan dan informasi yang ingin disampaikan oleh penulis. Keterampilan berbahasa reseptif sangat penting untuk dikuasai karena dapat membantu dalam memahami pesan dan informasi yang disampaikan oleh orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. (Wahyuni, 2019, 14).

Keterampilan bahasa menurut Tarigan (2008 : 1) mempunyai empat komponen yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Memperoleh keterampilan berbahasa harus melalui suatu hubungan yang teratur mulai dari belajar menyimak, belajar berbicara, belajar membaca, dan belajar menulis. Keterampilan berbicara dan menulis bersifat ekspratif atau produktif yaitu memberikan informasi sedangkan keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif yaitu menerima informasi. Hal ini senada dengan diungkapkan oleh Kridalaksana (Abdul Chair 2014: 32) bahwa "Bahasa adalah suatu sistem berupa lambang bunyi bersifat arbiter digunakan oleh masyarakat tutur untuk berkerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi.

Ada beberapa alasan peneliti memilih keterampilan berbahasa reseptif yang pertama. Peneliti berpandangan bahwa keterampilan bahasa tidak terlepas dari manfaat bahasa, dalam keterampilan berbahasa siswa yang baik dan sesuai konteks akan memudahkan guru dan siswa dalam belajar mengajar, Kedua karena peneliti ingin melihat sejauh mana keterampilan siswa dalam menyimak dan dapat memahami bahan simakan dari sumber lisan dan sejauh mana keterampilan membaca siswa dengan melafalkan kata atau kalimat sehingga pembaca dapat menyampaikan pesan yang dibaca. 

Pentingnya menyimak dan membaca bagi siswa guru tidak bisa menghindar dari pembelajaran menyimak dan membaca tersebut. Keterampilan menyimak dan membaca ini dapat dijadikan pedoman bagi siswa dalam pencapaian suatu pemikiran dan keberanian siswa secara teratur, terarah dan tepat yang berfungsi menafsirkan respon pendengar terhadap diri sendiri. Menyimak dan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara langsung dan tidak langsung, tatap mukan dan tidak tatap muka dengan orang lain.

Tujuan Menguasai Keterampilan Berbahasa Reseptif

Tujuan dari menguasai keterampilan berbahasa reseptif, seperti membaca dan menyimak, adalah untuk memahami bahasa lisan atau tertulis yang disampaikan oleh orang lain. Dengan menguasai keterampilan ini, seseorang dapat memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh orang lain secara lebih baik. Selain itu, keterampilan berbahasa reseptif juga dapat membantu dalam berkomunikasi dengan baik dan efektif, meningkatkan kemampuan dalam memahami teks, dan membantu dalam memperoleh pengetahuan baru. Oleh karena itu, penting untuk menguasai keterampilan berbahasa reseptif, seperti membaca dan menyimak, agar dapat berkomunikasi dengan baik dan memperoleh informasi yang diperlukan. (Lanin, 2023, 10).

Proses Menguasai Keterampilan Berbahasa Reseptif

Proses berbahasa adalah proses mental yang terjadi pada waktu kita berbicara maupun proses mental yang menjadi dasar pada waktu kita mendengar, mengerti, dan mengingat dapat diterangkan dengan suatu sistem kognitif yang ada pada manusia Kemampuan berbahasa reseptif merupakan kemampuan untuk memahami kata. kalimat, ataupun gestur, sedangkan kemampuan berbahasa ekspresif/produktif adalah kemampuan mengekspresikan pikiran, ide, dan perasaan dengan menggunakan kata atau kalimat. Dengan kata lain, kemampuan berbahasa reseptif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kembali kode-kode bahasa menjadi sebuah makna dalam komunikasi, baik lisan maupun tertulis. 

Proses reseptif berarti suatu proses yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengaran Proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut sebagai proses dekode. Proses dekode dimulai dengan dekode fonologi, yaitu penerimaan unsur-unsur bunyi melalui telinga pendengar Selanjutnya dilanjutkan dengan proses dekode gramatikal, yaitu pemahaman bunyi itu sebagai satuan gramatikal Kemudian diakhiri dengan dekode semantik, yaitu pemahaman akan konsep-konsep atau ide-ide yang dibawa oleh kode-kode tersebut. Proses dekode ini terjadi pada otak pendengar.

Proses menguasai keterampilan berbahasa reseptif, seperti membaca dan menyimak, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

Mempelajari pengertian, tujuan, jenis, tahapan, faktor pemengaruh, dan teknik dari keterampilan yang ingin dipelajari.

Menerapkan setiap tahapan lup umpan balik saat mempelajari keterampilan baru, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Meningkatkan lup umpan balik secara berkala agar tetap berada dalam jalur dan tidak mengalami penurunan.

Melakukan latihan secara teratur dan konsisten untuk memperkuat keterampilan.

Mencari mentor atau orang yang ahli dalam bidang tersebut untuk memperoleh saran dan masukan.

Mencari kesempatan untuk mengaplikasikan keterampilan dalam situasi nyata.

Membaca buku atau artikel, menonton video, atau mengikuti kursus untuk memperoleh pengetahuan baru dan meningkatkan keterampilan.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat membantu dalam mempraktikkan dan meningkatkan keterampilan berbahasa reseptif dengan baik. (Albantani, 2).

Aspek Keterampilan Berbahasa Reseptif

Aspek keterampilan berbahasa reseptif dapat melipun mendengarkan menyimak dan membaca. Penjelasan aspek keterampilan berbahasa reseptif akan dijelaskan sebagai berikut:

Menyimak

Menurut Turigan (1980: 31) menyimak merupakan suatu kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, apresiasi, pemahaman, dan interpretasi untuk mendapat suatu informasi, meningkap pesan atau ist, dan memahami mafia komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan. Menurut Slamet (2009: 2) menyimak merupakan suatu kegiatan berbahasa reseptif dalam kegiatan bercakap-cakap dengan medium dengar ataupun medium pandang Moelions (dalam Slamet, 2009: 3) menyatakan bahwa menyimak merupakan keginum memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atas dibaca oleh orang lain, Melalui kegiatan menyimak, orang dapat menguasai dan memahami percakapan finem, kosakata, dan kalimat. Pemahaman tersebut akan membantu orang dalam berbicara, membaca, pun menulis. 

Menyimak dapat terjadi dalam das situasi yang berbeda, yakni secara interaktif dan nominteraktif, Menyimak yang terjadi dalam situasi interaktif artinya komumkan terjadi secara bergantian antara penutur dengan mitra tutur, baik dalam percakapan tatap muka maupun telepon yang melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara sehingga terdapat kesempatan untuk bertanya untuk mendapatkan penjelasan dan dapat meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkannya. Kemudian menyimak secara nominteraktif artinya kegiatan tersebut berlangsung tanpa ada penutur yang berhadapan langsung dengan penuturnya. Namun, dalam menyimak jenis ini tidak dapat meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan.

Membaca

Mulyanti (2008) menjelaskan bahwa membaca merupakan keterampilan reseptif yang mempunyai tujuan untuk memahami isi bacaan dan maksud penulisnya. Tarigan (2015: 7) menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memeroleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis, Membaca pada dasarnya merupakan kegiatan yang rumit karena melibatkan banyak hal yaitu aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif tulis. Keterampilam membaca menjadi modal dasar bagi peserta didik untuk menjang keberhasilan belajar.

Membaca dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu menbuca permulaan dan membaca lanjut. Membaca permulaan merupakan tahap awal dalam belajar membaca yang menfokuskan pada mengenali simbol-simbol atau tanda-tanda yang kaitannya dengan huruf-huruf sehingga menjadi dasar agar dapat melanjutkan ke tahap membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan sangat penting untuk diajarkan pada anak karena dapat memengaruhi pengembangan bahasa pada sekolah jenjang selanjutnya. Kegiatan kemampuan membaca permulaan lebih menekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang bunyi yang dapat berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk yang sederhana.

Tahap membaca ini dilakukan pada usia enam atau tujuh tahun bagi anak normal. Tahap ini merupakan saat yang strategis dikembangkannya kemampuan membaca tanpa teks, yaitu membaca dengan menceritakan gambar situsional yang ada. Kemudian membaca lanjut merupakan tingkatan preses penguasaan membaca untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Membaca lanjut adalah anak tidak sekadar mengaral simbol-simbol atau tanda-tanda tetapi sudah mulai menggunakannya untuk membaca kata dan kalimat sehingga anak memahami apa yang ia baca. Pembelajaran membaca lanjutan merupakan tingkat proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Membaca merupakan keterampilan reseptif yang mempunyai tujuan untuk memahami isi bacaan dan maksud penulisannya.

Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbahasa Reseptif

Kemampuan berbahasa reseptif, termasuk kemampuan menyimak dan membaca, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dijelaskan secara lebih detail sebagai berikut:

Kemampuan bahasa: Kemampuan bahasa yang rendah dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa reseptif. Kemampuan bahasa yang baik akan memudahkan seseorang dalam memahami dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan.

Kemampuan bahasa yang rendah dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif.

Pengalaman: Pengalaman pendengar atau pembaca dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyimak dan membaca. Pengalaman membaca atau mendengarkan materi yang beragam dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif. Pengalaman pendengar atau pembaca dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif.

Pembawaan: Pembawaan atau cara penyampaian materi juga dapat mempengaruhi kemampuan menyimak. Pembawaan yang baik dapat memudahkan pendengar atau pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan. Pembawaan yang baik dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif. Pembawaan: Pembawaan atau cara penyampaian materi juga dapat mempengaruhi kemampuan menyimak. Pembawaan yang baik dapat memudahkan pendengar atau pembaca dalam memahami pesan yang disampaikan. Pembawaan yang baik dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif.

Sikap atau pendirian: Sikap atau pendirian pendengar atau pembaca juga dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyimak dan membaca. Sikap yang positif dan terbuka akan memudahkan seseorang dalam memahami pesan yang disampaikan. Sikap atau pendirian pendengar atau pembaca dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif.

Motivasi: Motivasi atau daya penggerak dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dan membaca. Motivasi yang tinggi akan memudahkan seseorang dalam memahami pesan yang disampaikan. Motivasi atau daya penggerak dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dalam berbahasa reseptif. (Didaktiva, 2017).

Perbedaan jenis kelamin atau seks: Terdapat perbedaan kemampuan menyimak dan membaca antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor biologis dan sosial. Faktor internal, seperti pendekatan pembelajaran dan metode, serta faktor eksternal, seperti penggunaan bahasa Indonesia dari lingkungan keluarga dan masyarakat, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa reseptif.

Faktor lingkungan: Faktor lingkungan fisik dan sosial juga dapat mempengaruhi kemampuan menyimak dan membaca. Faktor lingkungan yang buruk, seperti kebisingan atau kurangnya dukungan sosial, dapat menghambat kemampuan berbahasa reseptif. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa reseptif, terutama dalam hal penggunaan bahasa Indonesia dari lingkungan keluarga dan masyarakat. (Wahyuni, 2019).

Teknik dan Upaya Pengembangan Keterampilan Berbahasa Reseptif

Keterampilan berbahasa reseptif terdiri dari kemampuan mendengarkan dan membaca dengan baik dan benar. Kemampuan bahasa reseptif penting karena mendasari segala penggunaan fungsi komunikasi, seperti meminta benda, meminta seseorang melakukan tindakan, menanyakan informasi, memberi pernyataan, merespon pertanyaannya dan tidak. individu yang mengalami kesulitan memahami bahasa reseptif biasanya sulit mengikuti arahan, sulit memahami apa arti gerakan tubuh, sulit menjawab pertanyaan, sulit mengenali objek dan gambar, dan sulit memahami bacaan. Beberapa strategi yang dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa reseptif pada anak antara lain kegiatan bercerita, flash card, dan permainan bahasa. Berikut adalah penjelasan detail tentang teknik-teknik keterampilan berbahasa reseptif:

Menyimak

Menyimak adalah salah satu keterampilan reseptif dalam berbahasa. Banyak sekali pengguna bahasa yang beranggapan bahwa menyimak sama dengan mendengar dan mendengarkan, padahal arti ketiga hal tersebut berbeda sekalipun maknanya bertalian erat. Mendengar diartikan sebagai menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Sedangkan mendengarkan diartikan sebagai memperhatikan suara yang didengar. Menyimak diartikan sebagai memperhatikan suara yang didengar dan memahami makna yang terkandung dalam suara tersebut. Menyimak sekunder adalah sejenis menyimak secara kebetulan dan ekstensif. Proses menyimak ini terjadi secara tidak sengaja tetapi tetap membuat penyimak pada akhirnya mendapatkan informasi atau keterangan yang dibutuhkan.

Membaca

Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tuli yang bersifat reseptif. Diartikan demikian karena dengan membaca maka pembaca akan menerima berbagai ide, gagasan, maupun pesan dan informasi yang ingin disampaikan oleh penulis. Meskipun pola keterampilan ini berbeda dengan keterampilan lisan, namun keterampilan membaca sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif.

Flash Card

Flash card adalah kartu yang berisi gambar atau kata-kata yang digunakan untuk membantu anak-anak dalam memperluas kosakata dan meningkatkan kemampuan bahasa reseptif. Dalam penggunaannya, flash card dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak tentang warna, bentuk, angka, huruf, dan lain sebagainya.

Permainan Bahasa

Permainan bahasa adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif. Beberapa permainan bahasa yang dapat dilakukan antara lain permainan tebak kata, permainan menyusun kata, dan permainan menebak gambar. Permainan bahasa dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan sehingga membuat belajar dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Dalam meningkatkan kemampuan bahasa reseptif, perlu diperhatikan bahwa setiap individu memiliki tingkat perkembangan bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa.

Metode Bercerita

Metode bercerita dapat dilakukan dengan menggunakan buku cerita atau alat peraga lainnya. Seseorang diajak untuk mendengarkan cerita dan memahami makna yang terkandung dalam cerita tersebut. (Kemdikbud; UNP, 2021; UT)

Selain itu, pengembangan keterampilan berbahasa reseptif juga dapat dilakukan melalui upaya-upaya seperti:

Menyesuaikan strategi dengan perkembangan bahasa 

Setiap individu memiliki tingkat perkembangan bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa.

Menggunakan metode yang menarik dan menyenangkan

Penggunaan metode yang menarik dan menyenangkan dapat membantu meningkatkan minat individu dalam belajar bahasa reseptif.

Memberikan stimulasi yang tepat

Stimulasi yang tepat diperlukan untuk mempercepat proses pengembangan kemampuan bahasa Reseptif.

Menerapkan teknik pengajaran yang bervariasi

Teknik pengajaran yang bervariasi dapat membantu untuk lebih mudah memahami materi dan meningkatkan kemampuan bahasa reseptifnya.

Dalam mengembangkan keterampilan berbahasa reseptif, perlu diperhatikan bahwa setiap individu memiliki tingkat perkembangan bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa. (Kemdikbud, UT).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, dapat diakui bahwa menguasai keterampilan berbahasa reseptif bukan hanya penting dalam konteks pendidikan formal, tetapi juga memiliki dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan. Langkah-langkah praktis dan faktor yang memengaruhinya membuktikan bahwa pengembangan keterampilan ini memerlukan upaya terencana dan berkelanjutan. Selain itu, penggunaan teknik-teknik spesifik, seperti flash card dan permainan bahasa, menunjukkan bahwa pembelajaran bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Dengan memperhatikan faktor individual dan mengadopsi strategi yang sesuai dengan perkembangan bahasa, setiap individu dapat meningkatkan keterampilan berbahasa reseptifnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan komunikasi yang semakin kompleks, penguasaan keterampilan ini menjadi kunci untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat global. 

Saran

Saran Penulis :

Penguatan Poin Penting: Memperkuat definisi dan tujuan keterampilan berbahasa reseptif dengan mencantumkan contoh konkret atau studi kasus dapat membantu pembaca lebih memahami signifikansinya dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Pengembangan Langkah-langkah: Menambahkan detail atau contoh pada langkah-langkah untuk menguasai keterampilan berbahasa reseptif dapat membuatnya lebih praktis dan mudah diimplementasikan oleh pembaca.

Pengaitan dengan Konteks Aktual: Menghubungkan keterampilan berbahasa reseptif dengan konteks sosial, ekonomi, atau teknologi terkini dapat memberikan dimensi baru pada makalah dan menunjukkan relevansinya dalam era modern.

DAFTAR PUSTAKA

ABD Salam, Neli Wahyuni. 2019. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Bidang Reseptif (membaca dan menyimak) melalui Metode Word Square pada Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 25 Bulukumba

Arifin Bustanul, dkk. (2017). Menyimak.Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Albantani, Azkia Muharom. Proses Berbahasa Produktif dan Reseptif.

Dalman H. (2014). Keterampilan Membaca. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Husna, Amalia. Eliza, Delfi. 2012. Strategi Perkembangan dan Indikator Pencapaian Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif pada Anak Usia Dini. Universitas Negeri Padang

Mulyati, Yeti. Hakikat Keterampilan Berbahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun