"KENAPA KAMU SELALU MENGALIHKAN PEMBICARAAN, ALTARA? AKU NANYA APA, KAMU JAWABNYA APA!" Bentak Vela, aku hanya tertawa.
Kembali juga teringat saat aku bersama dengannya, kala itu dia ingin sekali bertemu dengan diriku di tempat ini. Dia bahkan menunggu diriku lama sekali. Ketika aku datang, wajahnya terlihat ketakutan tapi dia benar-benar menutupinya. Dia ingin menanyakan sesuatu hal yang sangat penting. Namun, dia memilih untuk diam dan mengajakku berkeliling area ini. Pernah juga aku mengajak dirinya untuk belajar bersama dan diapun mengiyakan. Sesampainya aku di tempat yang dijanjikan, aku hanya mendapati dia sedang mengerjakan keperluan untu eventyang akan diselenggarakan di sekolah. Aku tersenyum melihat dia yang sangat fokus dengan apa yang dia kerjakan, dan tidak pernah sedikitpun terlihat ekspresi kelelahan dari wajahnya.
"Kamu melamun?" Vela bertanya,
"Ah tidak, aku tidak melamun. Aku hanya kelaparan."
Vela yang mendengar jawabanku, mengeluarkan kotak bekal berwarna ungu yang berisikan roti isi. Dia sodorkan kepadaku dan berkata, "Makanlah." Aku melahap roti itu satu persatu.
"Dulu kamu sering buatin aku ini." Ucapku,
"DIAM. MAKAN AJA GAUSAH BANYAK OMONG!" bentaknya.
Aku memakan roti isi tersebut dan meminum air yang dia bawakan. Lalu aku bertanya,
"Apa kabar?"
Dia menonjok perutku, "Mending langsung ke inti pembicaraan. Ini semua apa?"
Aku mengeluarkan secarik kertas dari kantong celanaku, memberikan itu kepadanya dan kembali menatap langit-langit pendopo.