"Tapi,Pa. ada hal yang aneh. Kenapa papa bisa begitu yakin?" ucap Noel.
"Janji sama papa, sehabis papa beritahu kalian berdua harus tidur. Oke?"
"JANJI!!" teriak mereka berdua.
"Mamamu selalu melihat bintang-bintang di langit ketika SMA dulu. Dia selalu menunjuk setiap bintang yang dia lihat, sedangkan papa sedang melihat bintang yang menunjuk bintang. Mamamu selalu bercerita mengenai betapa indahnya bintang-bintang yang ada di langit sana. Namun papa tidak pernah bercerita betapa indahnya bintang yang sedang papa tatap malam itu. Mamamu selalu ingin menjadi bintang di langit. Namun papa berbicara di dalam hati bahwa mamamu sudah menjadi bintang dalam hidup papa. Hari dimana papa melamar mama, ketika mama mengucapkan bahwa beliau mencintai papa. Disaat itu papa tertawa." Ucapku,
"mengapa papa tertawa? Bukankah kakek dan nenek pernah tidak suka dengan papa?" Tanya Fio,
"papa tertawa karena papa yakin bahwa ada sesuatu yang tidak dapat manusia tolak, dan berkata kepada mamamu... Hayo berkata apaaa??"
"PAPA BERKATA APAAA?"
Air mataku jatuh, tapi buru-buru kuusap sebelum malaikatku menyadari hal itu.
"Vela, tahukah kamu bahwa namamu itu merupakan nama lain dari bintang? Dan tahukah kamu bahwa Altara juga berarti bintang? Ada milyaran bintang di galaksi ini. Namun lucunya, hanya akan ada 2 bintang yang bertabrakan dan menyebabkan supernova. Tahukah kamu bahwa tim peneliti dari Calvin College Michigan memprediksi bahwa pada 2022 akan ada tabrakan 2 bintang? Mereka benar dalam memprediksi itu, tapi masih tidak 100% akurat. Karena ada bintang lain yang bertabrakan, yaitu Vela dan Altara. Kamu dan aku akan bertabrakan, menghasilkan Kita. Ketika Tuhan sudah berkehendak bahwa kita berdua akan bertabrakan, siapa diriku ini yang berhak untuk menolak?" Ucapku. Tak kurasa ternyata air mataku jatuh mengingat hari itu.
Kulihat kedua malaikatku sudah tertidur. Mereka merupakan hasil dari supernova 13 tahun yang lalu. Antara diriku dengan Vela. Aku mengecup kening kedua malaikatku dan berbisik, "Ciptakanlah supernovamu kelak. Malaikat kecilku."
Aku kembali ke kamar, mendapati Vela yang sedang tertidur pulas. Aku mengecup keningnya dan tidur disebelahnya. Mematikan lampu kamar dan menatap bintang-bintang yang didekor sedemikian rupa.